Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Air yang Berubah itu Suci

Air yang Berubah itu Suci
Air yang Berubah itu Suci
Air Diam (22): Air yang Berubah itu Suci

Apabila air yang berubah bukan karena kecampuran perkara haram (najis), maka air itu suci. Pengajian ke-22 Kitab Al-Umm di Pesantren Al-Khoirot Malang


( قال الشَّافِعِيُّ ) فإذا تَغَيَّرَ الْمَاءُ الْقَلِيلُ أو الْكَثِيرُ فَأَنْتَنَ أو تَغَيَّرَ لَوْنُهُ بِلَا حَرَامٍ خَالَطَهُ فَهُوَ على الطَّهَارَةِ

وَكَذَلِكَ لو بَالَ فيه إنْسَانٌ فلم يَدْرِ أَخَالَطَهُ نَجَاسَةٌ أَمْ لَا وهو مُتَغَيِّرُ الرِّيحِ أو اللَّوْنِ أو الطَّعْمِ فَهُوَ على الطَّهَارَةِ حتى تُعْلَمَ نَجَاسَتُهُ لِأَنَّهُ يُتْرَكُ لَا يُسْتَقَى منه فَيَتَغَيَّرُ وَيُخَالِطُهُ الشَّجَرُ وَالطُّحْلُبُ فَيُغَيِّرُهُ

( قال ) وإذا وَقَعَ في الْمَاءِ شَيْءٌ حَلَالٌ فَغَيَّرَ له رِيحًا أو طَعْمًا ولم يَكُنْ الْمَاءُ مُسْتَهْلَكًا فيه فَلَا بَأْسَ أَنْ يَتَوَضَّأَ بِهِ وَذَلِكَ أَنْ يَقَعَ فيه الْبَانُ أو الْقَطْرَانُ فَيَظْهَرُ رِيحُهُ أو ما أَشْبَهَهُ

Artinya: Imam Syafi’i berkata: Apabila air sedikit atau banyak itu berubah kemudian berbau atau berubah warnanya bukan karena kecampuran perkara haram (najis), maka air itu suci.

Begitu juga apabila ada seseorang yang kencing dalam air tapi tidak diketahui apakah air itu tercampur najis atau tidak sedang air itu berubah bau atau warna atau rasanya, maka air itu tetap suci sampai diketahui (dengan pasti) kenajisannya. Karena air itu terkadang ditinggal tidak diambil maka dapat berubah dan terkadang tercampur pohon atau lumut yang dapat merubah kondisi air.

Imam Syafi’i berkata: Apabila sesuatu yang halal (suci) jatuh ke dalam air lalu merubah bau atau rasa air itu tetapi air itu tidak larut dalam benda itu maka tidak apa-apa dipakai berwudhu. Seperti jatuhnya susu ke dalam air, atau ter/aspal yang jelas baunya atau sesuatu yang serupa.


كَذَلِكَ لو صُبَّ عليه قَطْرَانٌ فَظَهَرَ رِيحُ الْقَطْرَانِ في الْمَاءِ لم يَتَوَضَّأْ بِهِ وَإِنْ لم يَظْهَرْ تَوَضَّأَ بِهِ لِأَنَّ الْقَطْرَانَ وَمَاءَ الْوَرْدِ يَخْتَلِطَانِ بِالْمَاءِ فَلَا يَتَمَيَّزَانِ منه

وَلَوْ صُبَّ فيه دُهْنٌ طَيِّبٌ أو ألقى فيه عَنْبَرٌ أو عُودٌ أو شَيْءٌ ذُو رِيحٍ لَا يَخْتَلِطُ بِالْمَاءِ فَظَهَرَ رِيحُهُ في الْمَاءِ تَوَضَّأَ بِهِ لِأَنَّهُ ليس في الْمَاءِ شَيْءٌ منه يُسَمَّى الْمَاءُ مَخُوضًا بِهِ

HUKUM AIR YANG TERCAMPUR DENGAN BENDA CAIR/PADAT LAIN YANG DAPAT LARUT DAN TIDAK LARUT

Terjemah kitab Al-Umm dari pengajian di Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang

Begitu juga apabila air kemasukan cairan aspal kemudian bau aspal dominan di air tersebut maka tidak dapat dipakai untuk wudhu. Apabila bau aspal tidak jelas, maka air boleh dpakai berwudhu. Karena, cairan aspal dan air mawar dapat larut dalam air sehingga tidak dapat dibedakan antara keduanya.

Apabila air kemasukan minyak wangi atau minyak anbar atau kayu atau sesuatu yang berbau/bearoma yang tidak dapat bercampur dengan air kemudian baunya tampak jelas di air maka air itu tetap dapat dipakai berwudhu karena tidak ada sesuatu di dalam air yang menyebabkan air itu disebut dengan nama perkara yang mencampurinya.

Air Diam (25):: Apabila Bau dan Rasa Air Didominasi Bahan Yang Mencampurinya


وَلَوْ كان صُبَّ فيه مِسْكٌ أو ذَرِيرَةٌ أو شَيْءٌ يَنْمَاعُ في الْمَاءِ حتى يَصِيرَ الْمَاءُ غير مُتَمَيِّزٍ منه فَظَهَرَ فيه رِيحٌ لم يَتَوَضَّأْ بِهِ لِأَنَّهُ حِينَئِذٍ مَاءٌ مَخُوضٌ بِهِ وَإِنَّمَا يُقَالُ له مَاءُ مِسْكٍ مخوض ( ( ( مخوضة ) ) ) وَذَرِيرَةٍ مَخُوضَةٍ وَهَكَذَا كُلُّ ما ألقى فيه من الْمَأْكُولِ من سَوِيقٍ أو دَقِيقٍ وَمَرَقٍ وَغَيْرِهِ إذَا ظَهَرَ فيه الطَّعْمُ وَالرِّيحُ مِمَّا يَخْتَلِطُ فيه لم يَتَوَضَّأْ بِهِ لِأَنَّ الْمَاءَ حِينَئِذٍ مَنْسُوبٌ إلَى ما خَالَطَهُ منه

Apabila dimasukkan ke dalam air itu minyak wangi misik atau minyak wangi dzariroh atau sesuatu yang naik di air sehingga air tidak dapat dibedakan darinya lalu jelas bau minyaknya maka air itu tidak dapat dibaut wudhu karena air itu tercampur dengannya. Air itu disebut air misik yang tercampur, air dzarirah yang tercampur begitu juga setiap makanan yang dicemplungkan ke dalam air seperti bubur sawiq, bubur dan kuah dan lain-lain apabila jelas rasa dan bau perkara yang mencampuri maka air itu tidak dapat dibuat berwudhu karena air seperti itu dinisbatkan (di-sebut) dengan nama benda yang mencampurinya.

Junub (26): Wudhu dan Mandi Besar (Adus) dari Bekas Air Orang Lain


( فصل ) ) ) الْجُنُبُ وَغَيْرُهُ

( قال الشَّافِعِيُّ ) رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى أخبرنا سُفْيَانُ عن الزُّهْرِيِّ عن عُرْوَةَ عن عَائِشَةَ رضي اللَّهُ عنها أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم كان يَغْتَسِلُ من الْقَدَحِ وهو الْفَرْقُ وَكُنْت أَغْتَسِلُ أنا وهو من إنَاءٍ وَاحِدٍ

أخبرنا مَالِكٌ عن نَافِعٍ عن بن عُمَرَ إنه كان يقول إنَّ الرِّجَالَ وَالنِّسَاءَ كَانُوا يتوضؤون ( ( ( يتوضئون ) ) ) في زَمَانِ رسول اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم جميعا

أخبرنا مَالِكٌ عن هِشَامِ بن عُرْوَةَ عن أبيه عن عَائِشَةَ قالت كُنْت أَغْتَسِلُ أنا وَرَسُولُ اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم من إنَاءٍ وَاحِدٍ

أخبرنا بن عُيَيْنَةَ عن عَمْرِو بن دِينَارٍ عن أبي الشَّعْثَاءِ عن بن عَبَّاسٍ عن مَيْمُونَةَ أنها كانت تَغْتَسِلُ هِيَ وَالنَّبِيُّ صلى اللَّهُ عليه وسلم من إنَاءٍ وَاحِدٍ

أخبرنا سُفْيَانُ بن عُيَيْنَةَ عن عَاصِمٍ عن مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ عن عَائِشَةَ قالت كُنْت أَغْتَسِلُ أنا وَرَسُولُ اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم من إنَاءٍ وَاحِدٍ فَرُبَّمَا قُلْت له أَبْقِ لي أَبْقِ لي

( قال الشَّافِعِيُّ ) روى عن سَالِمٍ أبي النَّضْرِ عن الْقَاسِمِ عن عَائِشَةَ قالت كُنْت أَغْتَسِلُ أنا وَرَسُولُ اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم من إنَاءٍ وَاحِدٍ من الْجَنَابَةِ (1)

( قال الشَّافِعِيُّ ) وَلَا بَأْسَ بِالْوُضُوءِ من مَاءِ الْمُشْرِكِ وَبِفَضْلِ وُضُوئِهِ ما لم يَعْلَمْ فيه نَجَاسَةً لِأَنَّ لِلْمَاءِ طَهَارَةً عِنْدَ من كان وَحَيْثُ كان حتى تُعْلَمَ نَجَاسَةٌ خَالَطَتْهُ

1- ( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبِهَذَا نَأْخُذُ فَلَا بَأْسَ أَنْ يَغْتَسِلَ بِفَضْلِ الْجُنُبِ وَالْحَائِضِ لِأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم اغْتَسَلَ وَعَائِشَةَ من إنَاءٍ وَاحِدٍ من الْجَنَابَةِ فَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا يَغْتَسِلُ بِفَضْلِ صَاحِبِهِ وَلَيْسَتْ الْحَيْضَةُ في الْيَدِ وَلَيْسَ يَنْجُسُ الْمُؤْمِنُ إنَّمَا هو تَعَبُّدٌ بِأَنْ يُمَاسَّ الْمَاءَ في بَعْضِ حَالَتِهِ دُونَ بَعْضٍ

 

Bab Junub atau Hadats Besar dan lainnya. Terjemah kitab Al-Umm Imam Syafi’i

Imam Syafi’i berkata Sofyan menceritakan dari Az-Zuhri dari Urwat dari Aisyah (Aishah) bahwa Rasulullah pernah mandi adus (junub) dari wadah. Saya dan Nabi mandi dari satu wadah (bejana).

Malik menceritakan padaku dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwa Ibnu Umar pernah berkata bahwasanya laki-laki dan perempuan mereka pernah berwudhu bersama-sama pada zaman Nabi.

Malik menceritakan dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah yang berkata Aku dan Nabi pernah mandi bersama dalam satu wadah.

Uyainah meriwayatkan padaku dari Amr bin Dinar dari Abu Syaksyak dari Ibnu Abbas dari Aisyah bahwasanya Aisyah pernah mandi bersama Nabi dari satu wadah (yang sama).

Sofyan bin Uyainah menceritakan dari Ashim dari Mu’adzah Al-Adawiyah dari Aisyah yang berkata aku pernah mandi bersama Nabi terkadang aku berkata pada Nabi, “Sisakan untukku, sisakan untukku!”

Syafi’i berkata Diriwayatkan dari Salim Abun-Nadr dari Al-Qasim dari Aisyah yang berkata Aku pernah mandi bersama Rasulullah dari satu wadah yang sama karena junub (jinabah).

Syafi’i berkata: Tidak apa-apa atau boleh berwudhu dari air bersama dan kelebihan wudhu orang lain selagi tidak diketahui najisnya. Karena air itu suci di sisi siapapun dan dalam situasi apapun kecuali diketahui tercampur dengan najis.

Imam Syafi’i berkata dengan (dalil) ini, kami berkesimpulan bahwa boleh mandi junub (Jawa, adus/keramas/jinabat) dengan air kelebihan dari orang junub atau wanita haid lain. Karena Rasulullah dan Aisyah pernah mandi junub bersama-sama dalam satu wadah. Masing-masing mandi dari kelebihan air yang lain. Haidnya bukanlah di tangan dan orang mukmin itu tidak najis. Mandi junub itu adalah ibadah dengan menyentuhkan pada sebagian tidak sebagian yang lain.

Satu tanggapan pada “Air yang Berubah itu Suci

  1. alhamdulillah…..syukron…
    semoga bisa terus berlanjut untuk menyebarkan ilmu khususnya fiqh madzhab syafi'iyyah.
    terus terang saya sangat bangga atas kehadiran terjemah kitab al umm ini. soalnya belum ada yang mampu menterjemahkan kitab ini di web ke dalam bahasa indonesia, terlebih sampai sejauh ini
    mudah mudahan allah melimpahkan kekuatan untuk terus melanjutkan terjemahan berikutnya

Komentar ditutup.

Kembali ke Atas