Aku niat mandi wajib apa sah?
Aku niat mandi wajib apa sah?
Assalamu’alaikum pak ustadz
Yang dinamakan niat itu apakah yang kita baca dalam hati atau bagaimana pak ustadz ? saya sering kepayahan saat membaca niat didalam hati pada waktu mandi wajib. Sering saya alami antara hati dan pikiran itu bertolak belakang, saat hati membaca “aku niat mandi wajib … Dst” pikiran saya kacau, pikiran saya mencoba merangkai kata-kata yang saya baca dalam hati tersebut namun sering salah huruf dalam merangkainya, alhasil saya terus menerus mengulangnya, dampaknya saya bisa berlama-lama didalam kamar mandi.
Pertanyaannya.
1.apakah niat itu yang diucapkan dalam hati, atau gerakan hati untuk melakukan Sesuatu yang menjadi kewajibannya, dalam hal ini mandi wajib karena junub ?
2.jika kepayahan dalam membaca niat didalam hati, apakah niatnya menjadi tidak sah ? Sedangkan niatannya saat itu sedang ingin mandi wajib meski tidak dibaca didalam hati ?
Misalnya, saya membaca dalam hati “aku niat mandi wajib … Dst” kemudian pikiran saya mencoba merangkai huruf-huruf yang saya baca didalam hati tersebut, namun sering salah huruf lalu mengulang ulang terus, tetapi didalam hati saya saya bertekad untuk mandi wajib namun terhalang oleh bacaan didalam hati itu ? Bagaimana hukumnya dan solusinya, apakah jika diteruskan mandinya sah atau tidak ?
3.jika membaca niat hanya “aku niat mandi wajib” tanpa karena Allah apakah mandinya sah ?
4.dalam menyiasati kepayahan saya dalam membaca niat didalam hati, saya menyiasatinya seperti ini ;
A.saya membaca dengan lisan “aku niat mandi wajib karena Allah”
B.kemudian saya baca dengan lisan lagi, bismillah dan membaca bacaan arab niat mandi wajib yakni “nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari fardhal lillahita’ala”
C.setelah itu saya baca niat dalam bahasa indonesia didalam hati sebelum mulai membasuh tubuh “aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar fardhu (wajib) karena Allah Ta’ala” namun dalam membacanya dalam hati saya sering kepayahan dalam merangkai huruf-hurufnya oam ustadz, sehingga jika sudah benar saya baca saya menjadi ragu kembali, apakah tadi saya membacanya dengan memikirkan huruf yang benar.
D.membaca niat seperti poin C saat air kena tubuh, namun dalam membacanya saya juga sering kepayahan seperti yang saya jelaskan pada poin C.
Namun tekad dalam hati saya ingin mandi wajib, karena saya tau jika junub saya harus mandi wajib.
Jika saya teruskan mandi wajibnya dengan bacaan dalam hati yang huruf-hurufnya tidak terangkai dengan benar saat dipikirkan, namun hati saya tau bahwa saya junub dan harus mandi wajib, apakah mandi saya akan sah saja ?
5.bolehkah untuk mempermudah bacaan niat mandi wajib didalam hati menggunakan kertas bacaan niat atau bacaan niat yang ada di hp ?
6. Sampai ini saya masih bingung, jika niat itu diucapkan didalam hati apakah sama halnya dengan niat yang diucapkan dengan lisan ? Ada juga yang mengatakan keduanya sama saja dan itu bukan niat, niat itu adalah getaran hati karena pengetahuan kita apa yang menjadi kewajiban kita.
Mohon solusinyanya pak ustadz. Saya sering was-was jika dalam hal mandi wajib ini, terutama saat niat, jika saat meratakan saya sedikit lega karena jika ada yang tidak kena air maka tinggal dibasuh
7. Ada yang mengatakan bahwa jika ada bagian yang tidak terkena air saat mandi wajib dan diketahuinya saat sudah selesai mandi dan badan sudah kering, maka mandinya wajib diulang. Apakah betul demikian ? Atau boleh hanya dibasuh saja bagian tersebut ?
8.sering saya dapati pada kuku saya ada noda hitam, ukurannya seperti ujung jarum dan juga ada yang lebih besar dari ujung jarum, dan noda itu hanya akan kelihatan jika saya senteri kuku saya. Letak noda atau kotornya itu ada diatas kuku bukan dibawah kuku. Apakah itu wajib dibersihkan ?
9.apakah noda yang sulit hilang meski sudah diamplas dengan batu apung sehingga kulit luka itu dimaafkan ? Sering saya dapati noda kecil pada kulit, mungkin itu adalah pigmen kulit coklat jadi tidak bisa hilang, karena saya was-was akhirnya kulit saya saya amplas dan luka.
JAWABAN
1. Niat adalah yang dilintaskan dalam hati. Namun sunnah juga diucapkan secara lisan. Mengucapkan niat dalam hati itu sangat mudah, sama dengan yang diucapkan secara lisan. Ucapkan saja, “Saya niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar karena Allah” ucapkan kalimat ini dalam hati, maka niat anda sudah sah.
2. Ucapan “Aku niat mandi wajib” itu sudah cukup dan sah.
Imam Nawawi dalam Raudatut Tolibin, hlm. 1/47, menyatakan:
إذا نوى أحد الأمور الثلاثة ، وقصد ما يحصل معه بلا قصد ، بأن نوى رفع الحدث والتبرد ، أو رفع الجنابة والتبرد ، فالصحيح : صحة طهارته
Artinya: Apabila berniat menghilangkan hadas atau menghilangkan janabah, maka hukumnya sah menurut pendapadat yang sahih.
3. Ucapan “aku niat mandi wajib” dalam hati itu sudah sah.
4. Sudah sah. Lihat poin jawaban 1
5. Boleh. Namun masalahnya, membawa kertas yg ada tulisan Allah hukumnya haram. Jadi, tidak masalah kalau membawa kertas dan kata “Allah” dihilangkan.
6. Sama saja niat yang diucapkan di lisan dengan yang di dalam hati.
7. Tidak benar. Cukup membasuh yang belum terkena air. Baca detail: Apabila Mandi Tidak Merata
8. Kotoran pada kuku yang sedikit tidak wajib dibersihkan. Baca detail: Kotoran Kuku jadi Penghalang Mandi dan Wudhu?
9. Ya, dimaafkan. Tidak perlu memaksakan diri untuk membuangnya. Wudhu dan mandi anda sudah sah walaupun ada sedikit noda yang tidak bisa hilang. (ini sudah dijelaskan di konsultasi sebelumnya). Baca detail: Kotoran Kuku jadi Penghalang Mandi dan Wudhu?