Cara Mualaf Belajar Agama Islam
CARA MUALAF BELAJAR AGAMA ISLAM
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saya seorang mualaf tetapi orangtua saya masih berstatus non muslim dan di rumah memelihara anjing. Saya ingin bertanya ustad, jika pakaian orangtua saya terkena najis liur anjing dan tidak dibersihkan dengan tanah, baju itu hanya dibersihkan dengan sabun dan dipakai berkali kali, lalu setelah beberapa kali pakaian itu dipakai, pakaian tersebut dicuci bersamaan dengan pakaian saya yg telah disucikan (artinya tidak langsung dicuci bersamaan pada saat pertama kena najis) apakah najis dr pakaian orangtua saya akan berpindah ke pakaian saya? Dan apakah ember yang digunakan untuk mencuci akan terkena najis juga ustad?
Jazakallahu Khairan ustad
JAWABAN
Pertama, selamat bagi Anda yang telah menjadi mualaf. Semoga menjadi muslim yang baik dan bermanfaat bagi agama, negara dan kemanusiaan.
Kedua, yang anda tanyakan soal najis ini tergantung dari pandangan soal anjing, sbb:
a) Madzhab Maliki menyatakan bahwa anjing yang hidup itu tidak najis (kecuali kotoran dan kencingnya). Apabila mengikuti pandangan ini, maka tidak ada masalah dengan anjing di rumah anda. Baca detail: Najis Anjing Menurut Empat Madzhab
b) Madzhab Syafi’i dan dua madzhab yang lain menyatakan bahwa air liur anjing itu najis dan bagian yang terkena harus dibasuh 7x salah satu basuhan dicampur dengan tanah. Apabila mengikuti pandangan ini, maka najis dari pakaian orang tua anda akan menular pada pakaian anda apabila salah satu pihak dalam keadaan basah.
Dalam konteks ini, maka kami sarankan agar anda mengikuti pandangan madzhab Maliki saja. Agar tidak menderita was-was terus menerus apabila menerapkan pandangan selain madzhab Maliki. Dan itu dalam Islam dibolehkan. Baca detail: Orang Awam Tidak Wajib Ikut Satu Madzhab
CARA MUALAF BELAJAR ISLAM YANG BAIK
1. Sebagai mualaf, tentunya anda sedang bersemangat dalam belajar Islam. Kami sangat sarankan agar anda tidak salah dalam belajar Islam. Banyak aliran baru dalam Islam yang kalau tidak hati-hati anda bisa terjebak di dalamnya. Hal pertama yang anda perlu ketahui bahwa mainstream muslim mengikuti aliran Ahlussunnah Wal Jamaah atau Sunni dan sebagian kecil mengikuti Ahlul Bait atau Syiah. Baca detail: Beda Wahabi, HTI, Jamaah Tabligh dan Syiah
2. Dalam Sunni sendiri, mainstream muslim terbagi lagi menjadi kalangan moderat dan radikal. Kalangan moderat di Indonesia direpresentasikan oleh kalangan ormas NU (Nahdlatul Ulama) yang tersebar secara nasional, kalangan Nahdhatul Wathan di NTB, Al-Washliyah di Sumatra Utara. Mereka umum disebut Aswaja singkatan dari Ahlussunnah Wal Jamaah. Kami sarankan anda belajar agama pada kalangan ini. Apabila belajar secara online, silahkan baca situs-situs mereka di link berikut: Daftar Situs Aswaja
Ciri khas kalangan Aswaja adalah bersikap moderat dan mentoleransi perbedaan dengan lapang dada. Baik pada sesama muslim maupun pada nonmuslim. Sikap toleran ini tertanam dari prinsip ajaran Aswaja sejak era Rasulullah yang dapat anda baca pada buku kami secara online di link berikut: Kriteria Ahlussunnah Wal Jamaah
3. Adapun kalangan Sunni yang radikal secara garis besar ada dua yaitu Wahabi Salafi dan HTI. Wahabi Salafi di Indonesia dapat dilihat pada sejumlah ormas dan juga ada yang non-ormas. Situs-situs mereka dapat dilihat di link berikut: Daftar Situs Wahabi Salafi
4. Untuk belajar Islam Aswaja dari dasar anda bisa memulai dari kitab-kitab terjemah tingkat dasar berikut:
a) Terjemah kitab Taqrib (Fikih madzhab Syafi’i):
b) Terjemah Aqidatul Awam (Tauhid):
c) Terjemah Bidayatul Hidayah (Tasawuf):
Setelah membaca kitab-kitab di atas dan ada yang ingin ditanyakan, silahkan tanyakan pada kami.