Janji Talak Masa Depan
Janji Talak masa depan sama dengan janji. Dalam arti ucapan talak sharih (seperti talak, cerai atau lepas) yang diucapkan dengan kata yang menunjukkan janji atau waktu akan datang (future tense) itu tidak jatuh talak.
Kata talak sharih yang ditambah “akan” atau “nanti” tidak jatuh cerai
Syarwani (mazhab Syafi’i) dalam Hawasyi Al-Syarwani atas kitab Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj, hlm. 8/143, menyatakan:
لو قال لزوجته تكون طالقاً هل تطلق أو لا؟ لاحتمال هذا اللفظ الحال والاستقبال، وهل هو صريح، أو كناية؟ والظاهر أنه كناية، فإن أراد به وقوع الطلاق في الحال طلقت، أو التعليق احتاج إلى ذكر المعلق عليه، وإلا فهو وعد لا يقع به شيء
Artinya: Apabila suami berkata pada istrinya “Kamu akan menjadi istri yang tertalak” apakah jatuh talak atau tidak? Karena kata ini mengandung kemungkinan zaman hal (masa sekarang) atau istiqbal (masa akan datang). Secara zahir, ini talak kinayah. Apabila suami ingin menjatuhkan talak saat ini juga dengan kalimat itu maka terjadi talak; apabila bermaksud taklik (talak kondisional), maka suami harus menyebut muallaq alaih (yang dijadikan kondisi / syarat). Apabila tidak, maka kalimat ini adalah janji yang tidak terjadi apa-apa.
Dalam Hasyiyah Al-Bujairami ala Syarhil Manhaj, hlm. 4/19, dijelaskan:
وَلِذَلِكَ لَوْ قَالَ بَدَلَ أَنْت طَالِقٌ: أُطَلِّقُك، أَوْ طَلَّقْتُك لَمْ يَقَعْ شَيْءٌ؛ لِأَنَّهُ وَعْدٌ. اهـ
Artinya: Oleh karena itu, apabila suami berkata sebagai ganti dari kalimat “Kamu (istri) orang yang tertalak” menjadi “Aku akan menceraikanmu” atau “Aku sudah menceraikanmu”, maka tidak terjadi talak sama sekali karena ucapan itu berupa janji.
Janji Talak dan perintah talak tidak berakibat cerai
Al-Zarkasyi (mazhab Hanbali) dalam Syarah Al-Zarkasyi ala Mukhtashar Al-Kharqi, hlm. 5/396, menyatakan:
وخرج منه أطلقك وطلقي، لأنه لا يفهم منهما الطلاق، إذ الأول وعد، والثاني طلب. اهـ
Artinya: Ucapan “Aku akan talak kamu” atau “Talaklah” tidak jatuh cerai. Karena, kedua kalimat itu tidak memberi pemahaman talak. Yang pertama adalah janji. Yang kedua tuntutan atau perintah.
Ibnu Muflih (mazhab Hanbali) dalam Al-Furu’, hlm. 5/292, menyatakan:
وصريحه لفظ الطلاق وما تصرف منه بغير أمر، أو مضارع. انتهى
Artinya: Talak sharih adalah kata talak dan yang berakar dari kata talak selain fi’il amar dan fi’il mudharik.
Al-Bahuti dalam Kasyaful Qina’ fi Matnil Iqna’, hlm. 5/282, menjelaskan maksud dari Al-Furu’ di atas sbb:
غير أمر نحو طلقى، وغير مضارع نحو أطلقك، وما كان من هذه الألفاظ محتملاً فإنه يكون كناية. انتهى
Artinya: Selain fi’il amar seperti “Ceraikan”. Selain fi’il mudharik seperti “Aku akan ceraikan kamu”. Kalimat seperti ini mengandung makna ambigu, maka ia termasuk kinayah.
Ibnu Taimiyah (mazhab Hanbali) dalam Majmuk Al-Fatawa, hlm. 33/111, menyatakan:
الوعد بالطلاق لا يقع ولو كثرت ألفاظه، ولا يجب الوفاء بهذا الوعد ولا يستحب. اهـ
Artinya: Janji talak itu tidak terjadi cerai walaupun banyak kata-katanya. Dan tidak wajib memenuhi janji seperti ini juga tidak sunnah.
5 tanggapan pada “Janji Talak Masa Depan”
Komentar ditutup.