Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Pengaruh Pesantren dalam Pendidikan di Indonesia

Pengaruh Pesantren dalam Pendidikan di Indonesia

Pengaruh Pesantren dalam Pendidikan di Indonesia

Menurut Zamaksyah dhofier dalam Baharuddin19, unsur-unsur yang terdapat dalam Pondok Pesantren terdiri dari lima elemen penting, yaitu:

1. Kyai, yaitu seorang tokoh utama yang terdapat didalam Pondok Pesantren yang sangat dihormati dan disegani oleh para santri dan masyarakat umum sekitar Pondok Pesantren. Perkembangan maju dan mundurnya sebuah Pondok Pesantren selalu dipengaruhi oleh kharisma seorang Kyai sebagai pemimpin Pondok Pesantren tersebut.

2. Santri, yaitu siswa atau murid yang sedang belajar didalam lingkungan Pondok Pesantren tersebut. Para santri tersebut belajar ilmu agama Islam dan tinggal di Pondok Pesantren tersebut melalui kitab Kuning.

3. Pondok, yaitu dalam istilahnya dapat dikatakan sebuah asrama atau tempat beristirahat. Asrama para santri ini biasanya dibedakan antara santri laki-laki dan santri perempuan. Namun asrama mereka kebanyakan berada dilingkungan Pondok Pesantren yang berada tidak jauh dari rumah tinggal kyai, masjid, ruang untuk belajar, mengaji, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.

4. Masjid, yaitu secara harfiah adalah tempat sujud, karena di tempat ini setidak-tidaknya seorang Muslim lima kali sehari semalam melaksanakan shalat. Fungsi tidak saja untuk shalat, tetapi juga mempunyai fungsi lain seperti pendidikan dan lain sebagainya. Seorang Kyai ingin mengembangkan Pesantren, pada umumnya yang pertama-tama menjadi prioritas adalah masjid. Masjid dianggap sebagai simbol yang tidak terpisahkan dari Pesantren.

5. Pengajaran kitab Kuning (Bahasa Arab), yaitu berdasarkan catatan sejarah, pesantren telah mengajarkan kitab-kitab klasik, khusunya karangan-karangan madzhab Syafi’iyah. Para santri juga biasanya mengembangkan keahlian dalam berbahasa Arab (nahwu dan sharaf), guna menggali makna dan tafsir dibalik teks-teks teresebut. Dari keahlian ini, mereka dapat memperdalam ilmu-ilmu yang berbasis pada kitab-kitab klasik.

Penyelenggaraan pendidikan dilingkungan Pondok Pesantren yang berbentuk asrama dibawah bimbingan para Kyai atau ulama yang dibantu oleh beberapa ustadz yang hidup bersama ditengah-tengah santri dengan masjid atau surau sebagai pusat kegiatan keagamaan. Santri yang telah mondok dalam istilahnya tinggal dan belajar di Pondok Pesantren akan belajar makna hidup dalam Islam. Kehidupan nyata yang akan didapatkan seorang santri adalah pendidikan karakter bagi para santri. Karakter merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia sendiri. Wujud pendidikan karakter dapat berupa pikiran, tingkah laku, sikap, dan perbuatan yang berhubungan dengan unsur nilai dan norma yang berlaku didalam masyarakat. Dalam lingkungan Pondok Pesantren, integrasi antara pengasuh Pondok Pesantren dengan pemerintah yang serius sangat dibutuhkan dalam pembangunan manusia Indonesia yang baik dan berkarakter. Pesantren adalah lembaga yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai moral sekaligus pelopor inspirasi pembangkit moral bangsa.20

Pesantren diera globalisasi seperti saat ini banyak berdiri dimana-mana dengan konsep dan perubahan yang mengarah kepada ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Eksistensi Pesantren berusaha untuk mengimbangi kemajuan zaman yang serba canggih. Eksistensi Pesantren saat ini banyak dipengaruhi dua hal yang menjadi penopangnya. Pertama, adanya karakter budaya pendidikan yang memungkinkan santrinya belajar secara tuntas. Dalam konsep modern, budaya belajar tuntas ini sama dengan konsep mastery learning. Dalam konsep ini pendidikan dilakukan tidak terbatas pada pola transfer ilmu-ilmu pengetahuan dari guru ke murid, melainkan juga termasuk aspek pembentukan kepribadian secara menyeluruh. Kedua, kuatnya partisipasi masyarakat. Pada dasarnya pendirian pesantren di seluruh Indonesia didorong oleh permintaan (demand) dan kebutuhan (need) masyarakatnya sendiri. Hal ini memungkinkan terjadinya partisipasi masyarakat di dalam pesantren berlangsung secara intensif. Pesantren sendiri dapat diketahui saat ini telah membuka pendidikan formal dari tingkat taman kanak- kanak sampai ke perguruan tinggi. Hal tersebut memungkinkan ilmu-ilmu pengetahuan umum juga dapat dipelajari para santri. Meskipun demikian, peran Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang mengajarkan Al-Qur’an, tata cara hidup dalam Islam, pendidikan karakter, dan nilai-nilai kearifan lokal tetap terjaga dengan baik. Terhadap Pesantren yangmembuka jalur pendidikan umum, sudah selayaknya kita berfikir positif, karena kemajuan Pesantren juga membutuhkan jalan yang panjang. 21

Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam saat ini, telah berkembang dengan jaringan yang sangat luas. Hubungan-hubungan yang lebih kuat terhadap jaringan Thariqat membuat masyarakat semakin senang dan dekat dengan keberadaan Pesantren. Selain itu, Pesantren juga mampu menunjukkan dan mempertahankan kualitas dan kuantitasnya ditengah- tengah masyarakat yang semakin maju. Selain membekali ilmu agama, Pesantren sendiri juga membekali pendidikan kewirausahaan bagi para santri dengan life skill yang diberikan masing- masing Pesantren.22 Salah satu ciri khas dari Pondok Pesantren saat ini adalah pembelajaran dua bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Dahulu kebanyakan Pesantren hanya mengenalkan bahasa Arab sebagai media belajar, namun untuk menjawab tantangan zaman bahasa Inggris masuk dalam ranah pembelajaran di Pondok Pesantren. Melalui Pondok Pesantren sendiri mulai dikenalkan juga dengan sistem pendidikan kepemimpinan. Saat menjadi santri, para siswa selalu menganggap Kyai adalah orang yang memiliki kharismatik dan harus dihormati. Maka saat selesai menjadi santri, para murid harus siap untuk menjadi juru dakwah yang cakap ditengah-tengah masyarakat.23

Catatan Kaki

18 Guntur Cahaya Kesuma, “Refleksi Model Pendidikan Pesantren Dan Tantangannya Masa Kini,” Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol. 02, No. (1) (2017): hal. 67-69.

19 Ismail Baharuddin, “Tumbuh Dan Berkembangnya Pesantren Di Indonesia,” Forum Paedagogik (Juli –
Desember): hal. 111-124.

20 Imam Syafe’i, “Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter,” Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam Volume 8, No I (2017): hal. 85-103.

21 Nia Indah Purnamasari, “Konstruksi Sistem Pendidikan Pesantren Tradisional Di Era Global: Paradoks Dan Relevansi,” EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 (December 2016): hal. 181-212.

22 Syafe’i, “Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter,” hal. 85-103.

23 Abdul Tolib, “PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN MODERN,” Jurnal Risaalah Vol . 1, No. 1 (December 2015): hal. 60-66.

Kembali ke Atas