Pernikahan Setelah Berzina, Apakah Sah?
PERNIKAHAN SETELAH BERZINA, APAKAH SAH?
Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pak Ustad, maaf bertanya.
Kami menikah 7 bulan lalu kami menikah. Namun sebelumnya itu kami pernah melakukan zina. Perbuatan itu kami lakukan beberapa kali sebelum pernikahan.
Kami pernah membaca beberapa referensi, bahwa pernikahan seperti ini dalam Islam tidak sah dan bahwa hal itu harus dibatalkan karena yang melakukan, dalam hal ini kami, tidak bertobat sebelum menikah. Namun, sekarang kami menyesali perbuatan zina itu setelah kami berpisah.
Apa yang harus kami lakukan sekarang? Apakah kami sekarang harus mengulangi pernikahan tanpa perlu adanya ‘iddah? Apakah kami bisa diampuni oleh Allah SWT karena ketidaktahuan kami?
Semua yang ingin kami lakukan sekarang ini adalah menjalani kehidupan pernikahan bersih yang menyenangkan untuk Allah. Sebelum hari pernikahan, kami melakukan aborsi karena istri saya positif hamil satu bulan lebih. Dan di saat seminggu sebelum terjadi akad. Kami melakukan aborsi. Padasaat melaksanakan nya akad. Istri saya memakai pembalut karena masih mengelurkan darah. Dua minggu kemudian sesudah kami menikah kami memeriksakan kesehatan istri saya ke dokter, dan dokter menyarankan kuret karena masih ada darah yang tersisa di rahim istri saya. Hingga akhirnya kami melakukan kuret.
Dan sekarang saya merasa berdosa besar pak ustad terhadap Allah dan saya bertanya bagai mana hukum nya nikah kami? Sah atau tidak? Kami ingin berhijrah Ustad.
Selama 7 bulan ini karena sering banyak masalah mungkin karena belum bertobat dan belum paham artinya pernikahan, kami telah 3 kali berpisah. Karena permasalanyahnya selalu karena jarak, karena jarak saya sama istri saya berjauhan kira-kira jarak tempuh 4 jam. istri saya tinggal bersama ibu nya karena tidak mau ikut saya yang tinggal sama orang tua saya. Saya memilih tinggal untuk sementara sama orang tua saya karena bingung saya belum punya modal untuk mandiri, sedangkan saya juga kerja di orang tua, tapi Alhamdulillah bulan depan saya sudah punya modal buat usaha berjualan kerudung. Namun sekarang setelah kejadian ini saya sama istri saya paham artinya berumah tangga dan km berniat hidup tiggal serumah ngeridit beli rumah. Namun tidak di sangka sekarang kami sudah berpisah pak ustad, baru seminggu saya berpisah. Saya takut kehilangan istri saya pak ustad. Saya sangat menyayangi nya.
Pertanyaan saya :
1. Apakah nikah saya sah atau tidak sesuai pembahasan yang diatas pak ustad.
2. Pada kasus ini pertama saya menjatohkan pisah, saya bertengkar hebat sama istri saya. Dan saya berucap pada istri saya lewat tlpn karena jarak yang sangat jauh. Saya bilang gini. “Iya nanti aku beresin kalo kamu mau nya pisah, jadi keputusan buat pisah nanti ya setelah aku disana” karena istri saya minta pisah terus makanya saya bilang begitu. Namun di hati saya tidak ada niatan buat cerai sama dia, meskipun saya bilang beres-beres. Saya cuma kesal karena setiap ada masalah dia selalu minta pisah. Dua hari kemudian saya pulang nemuin istri saya, dan niatan saya mau beresin semua permasalahan nya. Di hati saya beresin supaya baik-baik kembali. karena setiap kami sudah berdekatan istri saya selalu baik lagi. Sebelum saya berangkat saya ngabarin istri saya bilang mau pulang nemuin dia sama beresin yang kemarin di bahas, terus saya bertanya sama istri saya “kamu sekarang mau nya gimana”. Dan dia nyuruh nemuin dulu saja. Sesampai nya saya dirumah istri saya, seperti biasa saya saya masuk mengucapkan salam dan nemuin mertua. Saya langsung masuk kamar karena istri saya berada di kamar, kami ngobrol banyak dan saya nangis karena saya tidak mau pisah dan mohon-mohon sama dia biar tidak pisah. Kerena di hati saya bilang beres-beres itu bukan berarti pisah tapi mau beresin masalahnya supaya baik kembali. Namun istri saya bilang kaya gini, “kita sudah sah cerai Aa” dia bilang kaya gitu karena di kasih tau kaka kandungnya bahwa saya sama istri saya sudah sah cerai sama saya. Padahal di hati saya gak ada niatan buat pisah sama dia. “Dan terlontarlah ucapan dari saya talak satu pada hari itu sama istri saya”. Entah istri saya dengar entah tidak, karena kami berdua dalam keadaan nangis. Kalaupun ditanyain sekarang masalah dengar engga nya sama dia, mungkin dia tidak akan ingat. Saya ngucapin talak karena dia bilang udah resmi pisah. Di hati saya juga ngucapin karena kepaksa karena dia bilang sudah resmi pisah. Pertanyaan saya apakah ucapan saya itu sah talak atau tidak? Itu pertama kasus saya karena saya belum paham makna talak.
3. Setelah rujuk kembali. Selang beberapa bulan kami bertengkar kembali. Permasalahan nya selalu jarak, setiap kami berjauhan, kami selalu bertengkar. Pada kasus ini saya mengakui resmi mentalak dia, karena ada saksi 1 yaitu kaka nya dan 1 saksi dari saya.
4. Setelah rumah tangga saya 7 bulan yaitu sekarang. Ketika rujuk kedua kalinya kami membuat surat keputusan diatas materai, jikalau kami bertengkar lagi maka saya siap melepaskan istri saya yang bernama …. kami membuat surat tertulis seperti itu karena istri saya dan keluarga nya selalu beranggapan ketika dimintai keputusan pisah saya slalu susah memberi. Namun ketika saya membuat surat keputusan itu saya secara kepaksa dan tidak mau, saya menangis karena saya takut kehilangan istri saya, saking saya gak mau nya kata2 surat perjanjian itu pun istri saya yang merangkai kata2 nya. Setelah saya selesai menulis, “saya bertanya sama istri saya, surat ini bagaimana jadi nya kalo kita bertengkar lagi” resmi pisah kah atau apa. “Dan dia bilang kalo aku nyerah maka kita sah cerai” katanya seperti itu. Terus saya juga bilang sama istri saya, “kamu gabakalan jatoh talak kalo ngga mengajukan ke KUA, saya buat surat perjanjian ini buat km kalo mengajukan ke KUA baru jatoh talak, lantas kata saya begitu.
Dan terjadi lagi kasusnya sama slalu bertengkar karena jarak. Istri saya minta cerai kembali. Dari jauh-jauh hari minta cerai sampai kemaren sebelum saya jatohin talak sama istri saya lewat sms. Karena dia slalu minta cerai.
Cerita nya seperti ini, kami bertengkar hebat di telepon dia minta cerai terus, dia bilang kirim cerai lewat sms. Tapi saya slalu tahan karena saya tidak mau pisah. Selang beberapa hari dia minta lagi cerai lewat sms. Dan sayapun kepaksa menulis pesan di sms merangkai kata talak. Di situ saya ragu mau kirim atau tidak. Karena di hati saya, tidak pernah ada niatan buat cerai. Hingga selang beberapa jam, saya diemin hp ny dan saya tinggalin hp nya. Beberapa jam kemudian hp bunyi terus ada pesan dari dia. Kemudian saya buka kunci hp tersebut, karena hp nya pakai kunci pengaman. dan akhirnya saya tidak sengaja kepencet terkirim lah pesan cerai yang saya tidak kirim tadi, saya pun kaget pesan itu terkirim, saya nangis karena ketidak sengajaan pesan itu terkirim. Kenapa tadi saya diemin hp nya, karena saya ragu tidak mau pisah sama dia, namun dia maksa terus sampai2 saya merangkai kata cerai.
Pertanyaan nya apakah sah saya sudah menceraikan istri saya? Meskipun saya tidak niat buat kata2 talak tersebut karena kepaksa dan ragu-ragu buat jatuhin keputusan? Apakah sah saya jatuhin talak yang pesan nya tidak sengaja kepencet terkirim? Kerena sedikitpun saya tidak ada niatan buat kirim pesan tersebut.
Saya sekarang sama istri saya cuma bisa bersedih, karena istri saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kami cuma bisa menangis dan bersedih sama kejadian ini. Jikalau masih ada kesempatan buat kami, kami berjanji mau berumah tangga yang baik dan jauh dari pertengkaran dan permasalahan. Karena kami sudah merasa kapok dan jera dari permasalahan ini:( karena kami sudah berniat mulai sekarang mau hidup serumah berdua mandiri biar jauh dari permasalahan, karena setiap jauh kami slalu masalah yg ada. Beda kalo berdekatan kami slalu romantis.
# mohon penjelasan nya pak Ustadz. Wassalam
JAWABAN
1. pernikahan anda berdua hukumnya sah. Bahkan seandainya dia tidak menggugurkan kandungannya lalu menikah maka nikahnya sah. Karena pernikahan saat hamil zina itu hukumnya sah. Baca detail: Menikahi Wanita Hamil Zina, Bolehkah?
2. Ucapan suami “keputusan buat pisah nanti ya setelah aku disana” itu tidak jatuh talak karena menunjukkan makna yang akan datang. Baca detail: Cerai Masa yang akan Datang
Namun apabila setelah sampai di rumah istri anda mengucapkan kata ‘talak 1’ maka talaknya sah.
3. Dalam kasus ini talaknya juga sah. Maka jatuh talak 2.
4. Dalam kasus ini, di mana terjadi ucapan cerai via SMS, maka Hukumnya cerai secara tertulis itu talak kinayah. Tidak jatuh talak apabila tidak disertai niat. Dengan demikian maka antara anda dan dia baru jatuh talak 2. Baca detail: Cerai secara Tertulis