Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Suami sakit jiwa, bagaimana sikap istri?

RUMAH TANGGA: BERTAHAN ATAU CERAI?

Assalamualaikum…wr..wb

Saya ingin konsultasi. Nama saya nurul umur 23 tahun. Sudah menikah selama 6 tahun tapi belum dikaruniai anak.

Singkat cerita, suami saya mengalami gangguan kejiwaan sudah hampir 2 tahun sejak tahun 2017 dan kambuh setiap 6 bulan sekali. Saat kambuh dia semuanya tahu, hal-hal yang salah dia tahu, uang tahu, bahkan saya disuruh bersabar untuk menghadapi dia yang sedang sakit. Hanya saja banyak omong (tidak ada berhenti dan gerak terus tubuhnya, kadang juga main fisik). Saat tidak kambuh sikapnya normal cuma agak pemalas dan mudah tidur.

Pernah dibawa ke kyai, katanya ada khodam yang mengikuti suami saya. Serta ada masalah secara metafisika di rumah yang saya huni selama ini (rumah warisan orang tua saya).

Sebenarnya dulu saya pernah ingin bercerai, sebelum suami sakit bahkan sudah konsultasi ke kyai tapi akhirnya tidak jadi. Saya berpikir ini masih bisa diperbaiki. Karena dulu sikap suami agak temperamen, cemburuan dan kaku.

Hingga seiring waktu berlalu ada kejadian sampe dia sakit mental. Saya sudah sering mupus ingin meninggalkan dia tapi saya terlalu takut untuk mengambil langkah. Tapi saya juga berpikir apa selamanya rumah tangga akan seperti ini.

Yang ingin saya tanyakan:
1. Apa yang harus saya lakukan. Bertahan atau mengambil jalan pisah?

2. Jika saya mengajukan gugatan alasan apa yang tepat di pengadilan, karena saya tidak ingin menyakiti hati suami saya jika alasannya karena suami punya gangguan kejiwaan. Serta saya tetap ingin menjaga hubungan baik dengan keluarganya.
Karena orang tua suami sudah seperti orang tua saya sendiri. saya tidak punya siapa-siapa. Orang tua sudah meninggal. Hanya ada mas kandung dan bulek tapi hubungan kami tidak begitu baik.

Baiklah cukup sekian konsultasi saya. Mohon maaf jika ada salah kata dan penulisan.
Dan mohon untuk tidak dipublikasikan ke khalayak umum. Terima kasih

Wassalamualaikim..wr..wb

JAWABAN

1. Secara syariah anda bisa memilih salah satunya. Boleh tetap bertahan, tapi juga tidak dilarang untuk bercerai. Tidak cinta pun
bisa jadi alasan syariah untuk meminta cerai dari suami. Baca detail: Istri Minta Cerai, Tidak Mencium Bau Surga?
Baca detail: KHI Kompilasi Hukum Islam

TALAK VIA WA

Assalamualaikum.pak ustad tolong bantuannya,begini ceritanya… aku dan suami LDR malam Minggu tadi kita Vidio call.aku liat suami pakai kondom.saat aku bertanya apa itu ? Suami langsung mematikan Vidio call.ditelpon2 tidak diangkat lantas aku emosi banyak SMS yg aku kirim untuknya contoh nya “pantesan kamu betah 5 bulan tidak pulang2 rupanya ada kondom itu,itu kondom sisa bekas main perempuan kan” terlalu banyak SMS Hinga tanpa sadar ada SMS “aku ingin cerai”.besok paginya suami kirim pesan di wa jawab “kamu ingin cerai okelah kalau begitu kamu yg meminta aku bercerai”.

Pak ustadz apa maksud kata2 suamiku itu ?padahal saya tidak bermaksud minta cerai dan semalam saya sangat marah dan emosi.tolong penjelasannya karena mau tanya suami pun dia menghilang hp tidak diaktifkan.terimakasih atas bantuannya.

JAWABAN

Ucapan cerai dari suami via WA termasuk kategori talak kinayah. Apabila ada niat talak maka talaknya sah alias jatuh cerai. Kalau
tidak ada niat, maka tidak terjadi talak. Silahkan konfirmasi ke suami soal ini. Baca detail: Cerai dalam Islam

Apabila ternyata disertai niat dan jatuh talak dan suami ingin rujuk, maka cara rujuknya cukup suami mengatakan “Aku rujuk” tanpa perlu akad nikah ulang. Ini apabila rujuknya masih dalam masa iddah. Sedangkan apabila rujuknya setelah masa iddah habis, maka harus dilakukan akad nikah ulang. Baca detail: Cara Rujuk dan Masa Iddah

Dari peristiwa ini sekaligus menjadi pelajaran bagi anda agar berhati-hati untuk mengontorl emosi dan menghindari pertengkaran
dengan suami. Baca detail: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

TIDAK BISA MENCINTAI SUAMI

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pak ustadz. Saya mohon bimbingannya, saya menikah 1 bulan yang lalu dengan lelaki satu desa saya atas dorongan keluarga. Saya tidak mencintainya sama sekali. Sebenarnya saya keberatan pak, tapi kasihan dengan orang tua saya yang ingin sekali saya menikah karna saya sudah 28th. Awalnya walau enggan saya jalani itu dengan harapan nanti kalau menikah saya akan terbiasa dan bisa menerimanya. Sebelumnya pak saya tidak pernah pacaran, selain tidak ingin melanggar syariat, saya juga lebih suka sendiri. Saya nyaman dan senang dengan kesindirian saya dalam aktivitas apapun. Saya belum siap menikah karna belum bertemu yang bisa meluluhkan dan masih suka sendiri. Sebulan menikah ini tidak ada kebahagian sama sekali. Saya berat sekali melayani suami. Saya cepat depresi, selalu menangis dan tidak nafsu makan. Saya juga ingin pulang kerumah orang tua saya setiap hari karna pernikahan ini seperti penjara bagi saya. Saya berusaha menerima suami saya tapi berat sekali walau suami sudah baik dan sabar. Tidak ada cinta sangat berpengaruh besar bagi saya. Apalagi suami selalu ingin berhubungan badan setiap hari, walau enggan dan tidak nyaman saya tahan karna sudah kewajiban tapi lama kelamaan saya jadi jijik, benih-benih benci juga mulai muncul. Saya kasihan sama suami saya pak, saya banyak dinasehati orang pak, tapi hati tidak juga luluh, saya tetap berat melakukan kewajiban kepada suami. Berduaan dengannya saja saya benci. Bahkan saya berharap dia menghilang atau mencintai wanita lain. Saya banyak menolak diajak bercumbu apabila sudah tidak tahan. Pak ustadz, saya bisa terus berdosa besar kalau begini dan kesehatan saya juga terganggu karna saya seakan tak punya gairah hidup apabila bersamanya. satu-satunya yang saya tunggu sehari-hari adalah pergi bekerja karna saya bisa jauh dari suami saya.
Mohon pencerahannya pak, saya harus bagaimana?

Terimakasih atas bantuan dan jawabannya pak

JAWABAN

Kalau anda sama sekali tidak bisa mencintai suami sampai pada level merasa jijik bersamanya, maka Rasulullah membolehkan anda untuk
meminta cerai. Baca detail: Istri Minta Cerai karena Tak Cinta

Namun demikian, tidak ada salahnya anda memberi tambahan waktu lagi untuk memberi kesempatan tertanamnya rasa cinta dalam diri anda pada suami. Terkadang cinta datang pada waktu yang tak terduga. Baca detail: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

Kembali ke Atas