Yang Prinsip dalam Niat Ibadah
YANG TERPENTING DALAM NIAT IBADAH
Assalamualaikum
Saya mau tanya, jika niat itu adalah pembeda suatu ibadah yang satu dengan yang lainnya, apa hal yang paling minimal harus ada dalam niat ibadah ?
Selama ini saya berniat seperti ini pak ustadz :
-Untuk wudhu : Ya Allah saya wudhu
-untuk mandi wajib : ya Allah saya mandi wajib atau hanya mandi wajib karena Allah
-untuk sholat fardhu : ya Allah saya sholat zuhur
-sholat sunnah : ya Allah saya sholat tahiyatul mesjid
-untuk puasa ramadan : ya Allah saya puasa ramadan esok hari
Apakah niat saya diatas dibenarkan dan sah niatnya ?
JAWABAN
Semua niat yang anda ucapkan di atas sudah benar.
Sebagai tambahan, untuk shalat fardhu apabila dilakukan secara berjamaah dan jadi makmum, maka yang wajib adalah menyebutkan nama shalat (misalnya, zhuhur) dan menjadi makmum.
Baca detail:
– Cara Niat
– Niat Tanpa Nawaitu, apa sah?
CARA NIAT IBADAH (2)
1. Berarti untuk sholat boleh hanya “sholat zuhur” saja jika tidak jadi makmum dan jika jadi makmum “sholat zuhur jadi makmum” ?
2. Kalau untuk sholat sunat apakah harus sholat sunat duha atau hanya sholat duha saja ?
3. Sering saya temui di internet terkait niat mandi wajib ada beberapa artikel yang saya temui niat mandi wajibnya berganti menjadi niat mandi besar atau mandi junub, dan didalam artikel tersebut disebutkan juga bahwa jika niatnya berbeda tergantung penyebab hadastnya.
Ada juga yang tidak sama sekali menyebutkan mandi wajib, mandi besar ataupun mandi junub, tetapi niatnya “aku mengangkat hadas yang besar” (yang ini dapat dari video ust. Azhar idrus malaysia).
Pertanyaannya, apakah sama mandi wajib dengan mandi besar dan mandi junub itu ? Lalu bolehkah niat mandi wajib tanpa ada kalimat mandi wajib, mandi junub ataupun mandi besar ?
5. Masih terkait dengan no.4 tetapi jika diterapkan di wudhu apakah juga boleh niat seperti yang no.4 tersebut dengan hanya mengganti hadas besar menjadi hadas kecil ?
6. Yang saya pahami dari semua konsultasi saya, jika niat itu tidak perlu ada kata “saya niat”, “karena Allah”, dan jika sholat (fardhu dan sunah) tidak perlu ada kata “fardhu dan sunah”.
Bisa niat dengan hanya
-“sholat zuhur atau saya sholat zuhur”
-“sholat duha atau saya sholat duha”
-“wudhu karena Allah atau saya wudhu”
-“mandi wajib karena Allah atau saya mandi wajib”
Apakah betul demikian pak ustadz ?
JAWABAN
1. Betul. Al-Malibari dalam Fathul Muin menyatakan:
(فيجب فيها) أي النية (قصد فعلها) أي الصلاة، لتتميز عن بقية الافعال (وتعيينها) من ظهر أو غيرها، لتتميز عن غيرها، فلا يكفي نية فرض الوقت.
Artinya: Di dalam niat shalat wajib a) bersengaja melakukan shalat (dengan mengatakan saya niat shalat) agar berbeda dari perbuatan yang lain; b) wajib menentukan nama shalat seperti Zhuhur atau lainnya. Maka tidak cukup “niat shalat fardhu”.
Baca detail: Niat Tanpa Nawaitu, apa sah?
2. Shalat dhuha saja sudah cukup. Tapi kalau ditambah menjadi “shalat sunnah dhuha” juga baik (dianggap sunnah). Al-Jaziri dalam Al Fiqh alal Madzhahib Al Arba’ah menyatakan:
الشافعية قالوا: صلاة النافلة إما أن يكون لها وقت معين؛ كالسنن الراتبة، وصلاة الضحى، وإما أن لا يكون لها وقت معين، ولكن لها سبب، كصلاة الاستسقاء؛ وإما أن تكون نفلاً مطلقاً، فإن كان لها وقت معين، أو سبب، فإنه يلزم أن يقصدها ويعينها، بأن ينوي سنة الظهر مثلاً، وأنها قبلية أو بعدية؛ كما يلزم أن يكون القصد والتعيين مقارنين لأي جزء من أجزاء التكبير، وهذا هو المراد بالمقارنة والاستحضار العرفيين، وقد تقدم مثله في صلاة الفرض، ولا يلزم فيها نية النفلية، بل يستحب،
Artinya: Madzhab Syafi’i berpandangan bahwa shalat sunnah itu adakalanya (a) shalat yang punya waktu khusus seperti shalat sunnah rawatib dan shalat dhuha. (b) Adakalanya tidak punya waktu khusus tapi ada sebab seperti shalat istisqo’; (c) adakalanya shalat sunnah mutlak. Shalat sunnah waktu khusus atau punya sebab itu wajib berniat shalat dan menentukannya (menyebut nama shalat) seperti “Niat sunnah zhuhur” dan menyebut qabliyah atau ba’diyah. Wajib juga bersengaja (shalat) dan menentukan (nama shalat) yang keduanya bersamaan dengan salah satu bagian takbirotul ihram.Ini yang disebut dengan bersamaan dan menghadirkan yang uruf (umum). Tidak wajib niat sunnah, tapi sunnah mengucapkan kata “sunnah”.
3. Mandi wajib, mandi besar dan mandi junub sama ketiganya. Yakni, kondisi di mana orang sedang mandi untuk menghilangkan hadas besar.
4. Jika berniat mandi wajib tanpa ada kalimat seperti yang dijelaskan di no.3 dibolehkan dan sah, berarti jika berniat mandi wajib hanya dengan “mengangkat hadast besar karena Allah”, “bersuci dari hadas besar karena Allah” atau “menghilangkan hadas besar karena Allah” juga diperbolehkan ?
4. Ya, boleh.
5. Ya, boleh juga diterapkan di wudhu.
6. Betul.
Baca detail:
– Cara Niat
– Niat Tanpa Nawaitu, apa sah?