Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Hukum Kotoran Lalat dan Kelelawar

Hukum Kotoran Lalat dan Kelelawar
KOTORAN KELELAWAR NAJIS MA’FU ATAU BUKAN?

Assalamualaikum
Apakah termasuk najis segala kotoran yang berasal dari kelelawar? Ataukah dima’fu? Kalau tidak salah di kitab Fathul Mu’in disebutkan bahwa بول وروث خفاش dima’fu karena لعسر الاحتراز عنها. Mohon petunjuknya terimakasih. Wassalamualaikum.

JAWABAN

Kotoran kelelawar termasuk najis yang dimaafkan (ma’fu). Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Muin yang anda kutip. Yang lengkapnya sbb:


(و) يعفى عن (محل استجماره و) عن (ونيم ذباب) وبول (وروث خفاش) في المكان، وكذا الثوب والبدن، وإن كثرت، لعسر الاحتراز عنها. ويعفى عما جف من ذرق سائر الطيور في المكان إذا عمت البلوى به.

Artinya: Dimaafkan najis dari tempat instinjak dengan batu, kotoran lalat, kencing dan kotoran kelelawar (yang terdapat) pada sautu tempat, baju dan badan, walaupun banyak. Karena sulit menjaga darinya. Dimaafkan najis kotoran burung yang kering pada tempat apabila hal itu terjadi secara umum (merata).

Sama dengan kotoran lalat dan kelelawar di atas adalah kotoran cicak dengan alasan yang sama.

Al-Dimyati dalam Ianatut Tolibin, hlm. 1/126, menjelaskan maksud pernyataan di atas sbb:


(قوله: في المكان) أي مكان المصلي، وهو متعلق بيعفى. (قوله: وكذا الثوب والبدن) أي وكذا يعفى عما ذكر فيهما. (قوله: وإن كثرت) غاية للعفو، وضميره المستتر عائد على ونيم الذباب وبول وروث الخفاش. أي أنه لا فرق في ذلك بين كثيره وقليله، ومثله أيضا لا فرق بين رطبه ويابسه. كما في التحفة. (قوله: لعسر الاحتراز عنها) علة العفو، أي ويعفى عما ذكر لأنه مما يشق الاحتراز عنه لكونه مما تعم به البلوى. (قوله: ويعفى عما جف من ذرق سائر الطيور) ذكر شرطين للعفو وهما الجفاف وعموم البلوى، وبقي أن لا يتعمد المشي عليه كما مر. وعبارة التحفة: ويستثنى من المكان ذرق الطيور فيعفى عنه فيه أرضه وكذا فراشه على الأوجه، إن كان جافا ولم يتعمد ملامسته.

Artinya: Kata “pada tempat” yakni tempat orang shalat. Ini terkait dengan dimaafkan. Kalimat “begitu juga dimaafkan pada baju dan badan” yakni dimaafkan juga najis tersebut terdapat pada pakaian dan badan. Kalimat “walaupun banyak” dhamir (kata ganti) kembali pada kotoran lalat dan kotoran kelelawar. Maksudnya, tidak ada bedanya antara banyak dan sedikitnya kotoran. Juga, tidak ada bedanya antara basah dan keringnya. Sebagaimana keterangan di kitab Tuhfah. … Kalimat “dimaafkan najis kering yang berasal dari kotoran burung” di sini disebut dua syarat untuk dimaafkan yakni kering dan umumul balwa (meratanya najis). Selain itu, tidak boleh menyengaja lewat di atasnya. Dalam narasi kitab Tuhfah disebutkan sbb: Dikecualikan dari tempat (yang ada najisnya) adalah kotoran burung, maka dimaafkan darinya najis yang ada di tanah, begitu juga di tikar menurut pendapat yang lebih kuat apabila najisnya kering dan tidak sengaja menyentuhnya.

Baca detail: Najis Makfu

NAJIS DI LANTAI

Assalamu’alaikum,saya ingin bertanya…

Apakah saat kita menyapu lantai rumah lalu tanpa sengaja sapu yg kita gunakan ikut menyapu kotoran cicak yg masih basah kemudian kita melanjutkan menyapunya apakah najisnya menyebar ke seluruh lantai yg kita sapu menggunakan sapu yg terkena kotoran cicak itu? Lalu apakah nanti jika lantai itu tersentuh oleh tangan kita yg basah maka tangan kita jg ikut terkena najisnya ? Lantas bagaimana kalau tangan yg basah bekas menyentuh lantai itu jg menyentuh pakaian yg ada dilemari,apakah pakaian itu jg terkena najis? Tolong jawabannya.

JAWABAN

Kotoran cicak termasuk najis yang dimakfu (dimaafkan). Najis makfu adalah najis yang statusnya seperti suci sehingga tidak berakibat menularnya najis tersebut pada benda suci lain. Kotoran cicak statusnya sama dengan kotoran lalat dan kelelawar dalam segi sama-sama termasuk najis yang dimaafkan.

Al-Malibari dalam kitab Fathul Muin, hlm. 1/83, menyatakan:


(و) يعفى عن (محل استجماره و) عن (ونيم ذباب) وبول (وروث خفاش) في المكان، وكذا الثوب والبدن، وإن كثرت، لعسر الاحتراز عنها. ويعفى عما جف من ذرق سائر الطيور في المكان إذا عمت البلوى به.

Artinya: Dimaafkan najis dari tempat instinjak dengan batu, kotoran lalat, kencing dan kotoran kelelawar (yang terdapat) pada tempat, baju dan badan, walaupun banyak. Karena sulit menjaga darinya.

Al-Dimyati dalam Ianah Al-Tolibin, hlm. 1/126, menjelaskan lebih detail tentang makfu-nya najis kotoran hewan lalat dan kelelawar sbb:


أنه لا فرق في ذلك بين كثيره وقليله، ومثله أيضا لا فرق بين رطبه ويابسه

Artinya: Maksudnya, tidak ada bedanya antara banyak dan sedikitnya kotoran. Juga, tidak ada bedanya antara basah dan keringnya.

Kesimpulan: karena najis kotoran cicak dimakfu, maka apapun yang tersentuh najis tersebut tidak tertular najis.

Baca detail:
Najis dan Cara Menyucikan
Najis Ma’fu
Salah Bacan Shalat

BAJU NAJIS DARAH DICUCI DI MESIN CUCI

Assalamua’laikum ustadz izin bertanya
Jika dahulu orang tua saya memasukkan celana yang terkena darah ke dalam mesin cuci dan saya mengetahui bahwa darah termasuk benda najis, sedangkan orang tua saya tidak mengetahui kenajisan darah tersebut.

Bagaimana hukum baju yang telah dicuci dan mesin cuci tersebut, karena baju yang telah dicuci oleh mesin cuci tersebut sudah banyak ?

JAWABAN

Najis darah yang masih menempel di celana itu disebut najis ainiyah. Tidak boleh langsung dimasukkan ke dalam mesin cuci. Harus dibersihkan dulu najis darahnya, baru di masukkan ke dalam mesin cuci. Kalau langsung dimasukkan tanpa mencuci dulu di luar mesin cuci, maka akan menajiskan seluruh pakaian yang ada di dalam mesin cuci. apabila ini terjadi, maka setelah dicuci di mesin cuci, seluruh pakaian tersebut harus dibilas ulang dengan cara menyiramkan air ke masing-masing pakaian untuk menghilangkan najisnya. Baca detail: Najis dan Cara Menyucikan

HUKUM LOMBA BURUNG

assalaamualaikum ustadz mao tanya lagi. Apa hukum lomba burung kicau? Sementara kita tau bahwa lomba yang hadiahnya diambil dari uang pendaftaran peserta hukumnya judi. Lalu ada suatu perlombaan burung kicau di daerah saya ada peraturan bahwa pendaftar pertama itu gratis. Apakah itu bisa dikatakan muhalil? Apakah perlombaan burung yang tadi itu masih haram? Terima kasih jazakumulloh ahsanal jaza

JAWABAN

Kalau cuma pendaftar pertama yang gratis, sedang pendaftar kedua dan seterusnya masih bayar, maka hukumnya haram. Namun, tidak semua lomba yang harus bayar itu haram. Ada juga yang halal. Baca detail: Lomba dalam Islam

Kembali ke Atas