Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Shalat Yang Mencegah Perbuatan Mungkar

SHALAT YANG MENCEGAH PERBUATAN MUNGKAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Kiyai ingin bertanya, seperti apa shalat dalam spiritualitas dan karakter ? Bagaimana pengaruh sebenarnya ?? Bagaimana jika ada yg shalat tetapi masih melakukan perkara buruk dll . Mohon penjelasannya mengenai shalat, spiritualitas dan karakter ?

JAWABAN

Pertama perlu diketahui bahwa orang shalat itu tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kewajiban syariat Islam sebagaimana diperintahkan dalam Al Quran QS An-Nisa 4:103. Dengan demikian, siap atau tidak siap secara mental dan fisik, seorang muslim yg mukalaf harus melaksanakannya. Baca detail: Shalat 5 Waktu

Sebagaimana kewajiban haji dan zakat bagi yang memenuhi syara serta kewajiban menutup aurat. Itu semua dilakukan sebagai bentuk ketaatan pada perintah Allah.

Tahap atau level pertama ini banyak dilakukan oleh umat Islam.

Kedua, agar pemenuhan kewajiban itu bermakna terhadap diri sendiri, maka ia harus dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas artinya melaksanakannya karena Allah, bukan karena manusia. Tapi seandainya pun tidak dilakukan dengan ikhlas, shalat dll tetap dianggap sah dan tidak ada lagi dosa.

Perintah ikhlas dalam Al-Quran:

1. QS Al-Mukmin ayat 14


فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَا فرون

Artinya: Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).

2. QS Yunus Ayat 105


وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Artinya: “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. —

3.Surat Al-Bayyinah Ayat 5


وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. —

CATATAN:

A. Muslim yang melaksanakan kewajiban agamanya hanya agar tidak berdosa saja, sebagaimana dalam kasus pertama, maka ibadahnya tidak akan berpengaruh banyak pada kepribadiannya. Artinya, yang pemarah akan tetap pemarah. Yang pelit akan tetap pelit.

B. Muslim yang melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah, sebagaimana dalam kasus level kedua, maka hal itu akan berpengaruh pada spiritualitasnya. Dalam arti, akan menemukan kedamaian dalam dirinya. Pada gilirannya, rasa damai itu akan berdampak signifikan pada karakternya. Wallahu a’lam.

Untuk mencapai tahap level kedua, muslim dianjurkan untuk terus berlatih ikhlas dan mengasah hati caranya antara lain dengan:
a) Berdzikir setiap selesai shalat. Karena dzikir itu pendamai hati (lihat QS Al-Ra’ad 13:28). Baca detail: Bacaan dzikir setelah Shalat Fardhu

b) Membaca kitab-kitab tasawuf. Seperti:
— i) Kitab Bidayatul Hidayah:
— ii) Kitab Al Hikam:
— iii) Kitab Sullamut

c) Membaca kitab-kitab akhlak.
— i) Kitab Ta’limul Muta’allim:
— ii) Akhlak lil Banin 1:
— iii) Akhlak lil Banin 2:

Kembali ke Atas