Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Shalat Berjamaah di Masjid Salafi Wahabi

MASJID WAHABI YANG ANEH

Assalaamualaikum Pak Kyai.. Saya Andri dari Jogja, mau tanya tentang sebuah masjid di dekat tempat kos saya.

Masjid ini pengelolanya semacam wahabi tapi kok agak aneh. Dari apa yang saya tahu, dan baca-baca juga di website alkhoirot dan beberapa sumber lain, wahabi itu suka mengkafirkan dan membid’ahkan sesama Muslim. Pokoknya yang suci dan punya kapling surga udah kayak cuma mereka saja. Di tempat asal saya (Kendari) ada beberapa yang begitu, masyarakat banyak ndak suka pada mereka.

Tapi di Masjid ini agak aneh. Kalo dengan kawan-kawan saya suka menyebut mereka WTK (Wahabi Tidak Kaffah). Jadi mereka itu kalau kajian akidah sering mengutip Muhammad Abdul Wahab dan Ibnu Taimiyah. Tapi katanya (saya ndak lihat sendiri kalau yang ini) kalau ditanya soal mazhabnya asy’ariyah, ustadznya bilang kalau asy’ariyah keliru dalam sedikit hal tapi kita bersepakat dalam banyak hal. Katanya zaman sekarang musuh Islam terlalu banyak untuk ribut antara sesama anggota keluarga besar ahlus sunnah. Setahu saya biasanya Wahabi itu pokoknya bilang asy’ari sesat dan di luar ahlus sunnah.

Untuk amalan-amalan juga agak aneh Pak Kyai. Kalau ditanya soal qunut, dia bilang bid’ah tapi kalo imamnya qunut makmum wajib ikut katanya. Lalu katanya kalau shalat tarawih, salawat yang antara dua rakaat itu bid’ah. Tapi ramadhan lalu, tiap antara dua rakaat itu, ustadznya memberikan mikrofon ke salah satu tetua yang akan memimpin shalawat. Katanya itu khilafiyah, jadi masyarakat dipersilahkan karena katanya masyarakat sekitar biasanya mengamalkan itu. Jamaah tabligh juga ketika berkunjung ke sana biasa saja diizinkan untuk bayan dan kadang ditraktir ustadznya makan di warung. Soal Maulid Nabi mereka bilang bid’ah tapi khilafiyah, jadi ketika maulid kemarin ndak ada acara di Masjid. Tapi ndak ada ceramah-ceramah yang menghina-hina Maulid. Katanya ndak penting ribut masalah begituan.

Kalau kajian, mereka biasanya mayoritas memanggil ustadz ustadz yang sudah dikenal wahabi (misalnya ustadz aris munandar). Tapi jarang topik topik yang ngurus soal kafir-kafiran begitu, bahkan kadang-kadang ada ustadz non-wahabi juga diundang. Malah kalau cerita kawan saya yang kos di sini sudah lebih lama, ustadznya marah sekali waktu dengar Ahok membentak Pak Kyai Ma’ruf Amin di persidangan tahun 2017 lalu, sampai di ceramah shalat jumat dibahas berapi api begitu, Padahal setahu saya Wahabi dan NU itu musuh bebuyutan.

Maaf panjang pengantarnya. Masalahnya, saya sering ke masjid ini karena persis di depan kos. Terus terang kalau subuh dan isha itu malas sekali jauh-jauh dari kos, jadi walaupun Wahabi tapi biasa saya ke sana karena dekat sekali. Pertanyaan saya, bagaimana saya menyikapi pengurus masjid ini? Apakah kira-kira mereka bisa dipercaya, dan apakah saya baiknya terus shalat di masjid itu? Ataukah lebih baik saya menghindari ke masjid itu?

Terima kasih Pak Kyai.

JAWABAN

1. Ikut shalat berjamaah di masjid Wahabi tidak masalah. Karena shalat
mereka umumnya ikut madzhab Hambali sehingga tidak bertentangan dengan
Ahlussunnah. Walaupun ada sedikit tambahan seperti ‘wajib’nya
menempelkan kaki dan bahu pada jamaah lain di kanan kiri kita yang
merupakan pandangan ulama Wahabi Nasirudin Al Albani.

2. Namun hendaknya anda sangat menghindari tausiyah atau halaqah
mereka. Karena banyak hal menyimpang dalam ajaran Wahabi. Yang utama
dan sangat prinsip adalah masalah akidah / tauhid. Baca detail: Kesalahan
Konsep Tauhid Salafi Wahabi

Juga kesalahan fatal Wahabi dalam masalah bid’ah. Baca detail: Hukum Bid’ah

Dari dua hal di atas, akidah dan bid’ah, itulah muncul radikalisme
Wahabi yakni faham takfiri pada sesama muslim yang merupakan cikal
bakal terorisme. Baca detail: 10 Pembatalan Keislaman

3. Adapun beberapa hal yang anda anggap ‘aneh’ itu sebenarnya itu
tidak jarang terjadi. Wahabi sering menyamar dalam bersikap agar bisa
diterima kalangan sekitar. Misalnya, Abdul Qadir Jawas, salah satu
pentolan Wahabi, mendirikan peneritan yang disebut Pustaka Imam
Syafi’i agar buku-buku yang dia terbitkan bisa diterbitkan oleh
penganut madzhab Syafi’i. Firanda, salah satu ustadz Wahabi, juga
sering mengutip pendapat Imam Syafi’i untuk menyerang Ahlussunnah,
misalnya tentang sampai tidaknya kiriman pahala ke orang mati. Baca
detail: Sampainya Hadiah Pahala pada Orang Mati

Begitu juga dengan yang anda lihat di masjid di dekat anda, kami
berasumsi itu salah satu penyamaran agar bisa diterima oleh kalangan
Ahlussunah. Setelah diterima, maka akan mudah untuk mengarahkan jamaah
menjadi Wahabi. Baca detail: Beda Wahabi, HTI, Jamaah Tabligh dan Syiah

Untuk lebih memperkuat wawasan anda pada paham Ahlussunnah, silahkan
baca buku Ahlussunnah yang bisa anda baca secara gratis online: Baca
detail: Kriteria Ahlussunnah Wal S

Kembali ke Atas