Cara Sembuh Was-was Najis Kencing, Wudhu dan Shalat
CARA SEMBUH DARI WAS-WAS NAJIS KENCING
Assalamuallaikum
Begini Bapak / Ibu. Saya ingin bertanya dan meminta jawaban juga saran. Jadi begini saya beberapa minggu ini dibuat was was.
Akhir-akhir ini saya sering kencing dan setiap kencing pasti bisa-bisa menghabiskan banyak air dan kadang ganti pakaian. Jadi saat akan bilas air ke kemaluan saya kadang bisa sampai 4 gayung dan bisa lebih bila setelah merasa bersih tiba2 terasa seperti keluar kembali. Sampai basah pakaian dalam saya setiap bilas. Karena yg saya khawatirkan apabila perasaan saya merasa belum bersih maka masih najis dan apabila tidur di kasur dll maka benda2 yg bersentuhan dengan celana saya jg ikut najis. Karena pernah saya lawan perasaan yg merasa masih najis itu dan dikepala saya serasa beban belum suci, najis dll. Nah kadang setelah selesai lalu saya pakai lagi celana disitu kadang terasa ada sesuatu yg keluar.
1. Saya binggungnya itu air kencing yang keluar ataukah karena pakaian dalam saya yang basah. Maaf belum bisa berfikir jernih saat keadaan seperti ini. Mohon bantuanya ya Bapak / Ibu. Satu lagi Bapak / Ibu.
2. Bagaiaman hukumnya najis yang sudah kering. Apakah jika disentuh tetap najis atau sudah tidak.
Terimakasih dan mohon maaf apabila panjang.
Wassalamuallaikum
JAWABAN
Anda tengah menderita was-was kencing. Dalam kasus anda, ada dua cara yang harus dilakukan agar sembuh dari was-was kencing. Pertama, mengikuti saran Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Nawawi yakni dengan membasahi celana (celana dalam kalau biasa pakai celana dalam; celana luar kalau tidak biasa pakai celana dalam) sedikit setelah bersuci (cebok) dari kencing. Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, hlm. 1/115, menyatakan:
. ويستحب أن ينضح على فرجه وسراويله ليزيل الوسواس عنه. قال حنبل سألت أحمد بن حنبل قلت: أتوضأ وأستبرئ وأجد في نفسي أني قد أحدثت بعده قال: إذا توضأت فاستبرئ ثم خذ كفا من ماء فرشه على فرجك ولا تلتفت إليه فإنه يذهب إن شاء الله. انتهى. .
Artinya: Disunnahkan untuk menyiram kemaluan dan celananya untuk menghilangkan was-was. Hanbal berkata, “Aku bertanya pada Ahmad bin Hanbal: Aku berwudhu dan bersuci. Lalu aku melihat aku hadas lagi (keluar air kencing lagi) setelahnya.” Ahmad bin Hanbal menjawab, “Apabila engkau berwudhu, maka bersucilah (dari kencing) lalu ambillah segenggam air, lalu siramkan ke kemaluanmu dan jangan melihatnya lagi. Maka, was-was-mu akan hilang insyaAllah.”
Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk, hlm. 2/130, menyatakan hal serupa:
يستحب أن يأخذ حفنة من ماء فينضح بها فرجه وداخل سراويله وإزاره بعد الاستنجاء دفعا للوسواس. انتهى
Artinya: Sunnah mengambil segenggam air lalu disiramkan ke kemaluan dan celana dalam dan sarung setelah bersesuci (cebok) untuk mencegah was-was.”
Kedua, obat Was-was adalah dengan mengabaikannya dan berpaling darinya
Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Al-Fatawa Al-Kubro Al-Fiqhiyah ala Al-Madzhab Al-Syafi’i, hlm. 1/149, menyatakan:
وسئل : عن داء الوسوسة هل له دواء ؟ فأجاب بقوله: له دواء نافع وهو الإعراض عنها جملة كافية وإن كان في النفس من التردد ما كان فإنه متى لم يلتفت لذلك لم يثبت بل يذهب بعد زمن قليل كما جرب ذلك الموفقون وأما من أصغى إليها وعمل بقضيتها فإنها لا تزال تزداد به حتى تخرجه إلى حيز المجانين بل وأقبح منهم كما شاهدناه في كثير ممن ابتلوا بها وأصغوا إليها وإلى شيطانها الذي جاء التنبيه عليه منه صلى الله عليه وسلم بقوله: اتقوا وسواس الماء الذي يقال له الولهان.
وجاء في الصحيحين ما يؤيد ما ذكرته ، وهو أن من ابتلي بالوسوسة (فليستعذ بالله ولينته) . فتأمل هذا الدواء النافع الذي علّمه من لا ينطق عن الهوى لأمته
Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Al-Fatawa Al-Kubro Al-Fiqhiyah ala Al-Madzhab Al-Syafi’i, hlm. 1/149, menyatakan:
Artinya: Al-Haitami ditanya adakah obat bagi penyakit was-was? Ia menjawab: Ada obat yang paling mujarab untuk penyakit ini, yaitu mengabaikan atau berpaling darinya secara total. Meskipun dalam dirinya muncul keraguan yang hebat. Karena jika dia tidak perhatikan keraguan ini, maka keraguannya tidak akan menetap dan akan pergi dengan sendirinya dalam waktu yang tidak lama. Sebagaimana cara ini pernah dilakukan oleh mereka yang mendapat taufiq untuk lepas dari was-was. Sebaliknya, orang yang memperhatikan keraguan yang muncul dan menuruti bisikan keraguannya, maka dorongan was-was itu akan terus bertambah, sampai menyebabkan dirinya seperti orang gila atau lebih parah dari orang gila. Sebagaimana yang pernah kami lihat pada banyak orang yang mengalami cobaan keraguan ini, sementara dia memperhatikan bisikan was-wasnya dan ajakan setannya yang mana telah diingatkan oleh Nabi dalam hadits: “Takutlah kalian akan was-was air yang disebut walhan.” Dalam hadis sahihain (Bukhari dan Muslim) terdapat sabda Nabi yang menguatkan apa yang saya sebut di atas. Yakni, bahwa orang yang menderita was-was “hendaknya memohon perlindungan pada Allah dan berhenti.” Maka, renungkanlah obat bermanfaat ini yang telah diajarkan oleh Nabi pada umatnya yang ucapannya tidak keluar dari hawa nafsu.
Ibnu Hajar mengingatkan kita semua dengan menambahkan:
واعلم أن من حُرمه فقد حُرم الخير كله ; لأن الوسوسة من الشيطان اتفاقا , واللعين لا غاية لمراده إلا إيقاع المؤمن في وهدة الضلال والحيرة ونكد العيش وظلمة النفس وضجرها إلى أن يُخرجه من الإسلام . وهو لا يشعر ( أن الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدوا ) فاطر / 6 . وجاء في طريق آخر فيمن ابتلي بالوسوسة فليقل : آمنت بالله وبرسله . ولا شك أن من استحضر طرائق رسل الله سيما نبينا صلى الله عليه وسلم وجد طريقته وشريعته سهلة واضحة بيضاء بينة سهلة لا حرج فيها ( وما جعل عليكم في الدين من حرج ) الحج / 78 , ومن تأمل ذلك وآمن به حق إيمانه ذهب عنه داء الوسوسة والإصغاء إلى شيطانها . وفي كتاب ابن السني من طريق عائشة : رضي الله عنها ” من بلي بهذا الوسواس فليقل : آمنا بالله وبرسله ثلاثا , فإن ذلك يذهبه عنه ” .
Artinya: … was-was itu berasal dari setan menurut kesepakatan ulama.
Ibnu Hajar Al-Haitami juga mengutip pandangan Al-Izz bin Abdussalam dll tentang obat sembuh dari was-was di mana ia menyatakan:
دواء الوسوسة أن يعتقد أن ذلك خاطر شيطاني، وأن إبليس هو الذي أورده عليه، وأن يقاتله فيكون له ثواب المجاهد، لأنه يحارب عدو الله، فإذا استشعر ذلك فرَّ عنه، وأنه مما ابتلي به نوع الإنسان من أول الزمان وسلطه الله عليه محنة له ليحق الله الحق ويبطل الباطل ولو كره الكافرون..
Artinya: Obat was-was adalah dengan meyakini bahwa was-was adalah perasaan setan yang dibawa oleh iblis. Dan bahwa memerangi was-was itu pahalanya sama dengan pahala mujahid karena memerangi musuh Allah. Apabila merasa diserang was-was, maka larilah darinya. Dan bahwa was-was termasuk penyakit yang diderita manusia sejak dulu…
Ibnu Hajar Al Haitami kemudian mengomentari ucapan Al-Izzi di atas:
وبه تعلم صحة ما قدمته أن الوسوسة لا تسلط إلا على من استحكم عليه الجهل والخبل وصار لا تمييز له، وأما من كان على حقيقة العلم والعقل فإنه لا يخرج عن الاتباع ولا يميل إلى الابتداع…
Artinya: Dari sini maka anda tahu penjelasan yang sudah saya berikan bahwa was-was itu tidak bisa menguasai kecuali pada orang yang dikuasai kebodohan dan ilusi. Adapun orang yang berilmu dan berakal yang hakiki maka dia tidak akan keluar dari mengikuti langkah Rasul dan menjauh dari bid’ah (yg buruk).
Ibnu Hajar Al Haitami kemudian mengutip dari Imam Nawawi
ونقل النووي عن بعض العلماء أنه يستحب لمن بلي بالوسواس في الوضوء أو الصلاة أن يقول: لا إله إلا الله. فإن الشيطان إذا سمع الذكر خنس، أي تأخر وبعد، ولا إله إلا الله رأس الذكر وأنفع علاج في دفع الوسوسة الإقبال على ذكر الله تعالى والإكثار منه
Artinya: Sunnah bagi yang terkena was-was wudhu atau shalat mengatakan: “Lailaha illAllah” karena setan ketika mendengar dzikir maka ia akan mundur dan menjauh. Sedangkan kalimat Lailahaillallah adalah induk dari dzikir dan obat paling bermanfaat untuk menolak was-was adalah berdzikir pada Allah dan memperbanyak dzikir.
Dalam hadis sahih riwayat Muslim Usman bin Abil Ash mengisahkan:
إن الشيطان حال بيني وبين صلاتي وقراءتي فقال : ذلك شيطان يقال له خنزب , فتعوذ بالله منه واتفل عن يسارك ثلاثا , ففعلت فأذهبه الله عني
Artinya: Setan menghalangi antara aku dan shalatku dan bacaanku. Lalu Nabi bersabda: Itu adalah setan bernama Khinzib. Berta’awudz-lah pada Allah darinya (ucapkan adzubullahi minasy syaitonir rojim) dan berpaling ke kirimu tiga kali. Lalu aku melakukan itu maka Allah menghilangkan was-was itu dariku.
Ibnu Hajar Al Haitami mengutip Imam Malik
قال مالك – رحمه الله – عن شيخه ربيعة – إمام أهل زمنه – : كان ربيعة أسرع الناس في أمرين في الاستبراء والوضوء , حتى لو كان غيره – قلت : ما فعل . ( لعله يقصد بقوله : ( ما فعل ) أي لم يتوضأ )
وكان ابن هرمز بطيء الاستبراء والوضوء , ويقول : مبتلى لا تقتدوا بي .
Artinya: Imam Malik berkata tentang gurunya Rabi’ah, Imamnya umat pada zamannya: Rabi’ah adalah orang yang paling cepat dalam dua perkara yaitu dalam bersuci dan berwudhu. Sehingga ada yang mengatakan bahwa dia tidak berwudhu atau tidak bersesuci.
Semoga dengan kedua cara di atas was-was kencing anda bisa sembuh.
Baca detail:
– Cara Bersuci (Istinjak) BAB dan Kencing
– Kencing Berdiri atau Duduk?
– Percikan Kencing Najis yang Dimakfu?
2. Najis kering tidak menularkan najis apabila pihak satunya juga kering. Misalnya, ada najis kering di celana, lalu disentuh oleh tangan yang juga kering maka tangan tidak najis. Namun kalau salah satu sisi ada yang basah maka najisnya menular. Baca detail: Najis dan Cara Menyucikan
9 tanggapan pada “Cara Sembuh Was-was Najis Kencing, Wudhu dan Shalat”
Komentar ditutup.