Surat Mahfudz MD kepada Rhoma Irama
Saudara Salim Alhaddar
cc. Rhoma Irama
cc. Islah Bahrowi
Saudara Salim, surat dari seseorang yang Anda kirim kpd saya itu sudah saya baca dan sudah saya balas.
Sebenarnya saya tidak tahu, siapa penulis surat itu karena dikirim sbg. forward melalui seseorang yang saya kenal tetapi pengirimnya tak menulis namanya. Saya kira penulis surat tsb hanya mengirim surat itu kpd saya dan tak dikirim ke orang lain.
Berarti surat menyurat saya dgn pengirim yang hanya terbatas itu boleh saya kirim kpd siapapun sekarang. Oleh sebab itu saya berikan juga kepada Saudara surat jawaban saya kpd ybs. yang selama ini saya simpan sendiri. Di bawah ini:
Pak xxxxx, sampaikan terimakasih saya atas surat yang baik ini. Nama penulis suratnya anonim ya? Tidak apa-apa, Saya tetap menanggapi dgn catatan ringkas:
1. Saya memang tak percaya etnis Baalawy bernasab ke Nabi sesuai hasil test DNA yang tersiar. Tetapi saya tidak perlu pembuktian karena bagi saya tak ada bedanya, nasab siapa pun sama: harus diluruskan jika salah. Sikap saya utk tidak percaya karena adu argumen tentang hasil test DNA yang bagi saya meyakinkan utk percaya salah satunya. Selain DNA, kajian histori, migrasi, geografi, dan filologi meyakinkan saya bahwa hubungan nasab Baalwy ke Nabi tidak ada. Bacaan saya bukan hanya Imaduddin, tetapi banyak sumber lain. Filolog Menachem Ali adalah salah satunya. Tetapi jika ada yang percaya ya monggo saja, saya tak pernah melarangnya.
2. Saya tidak pernah meminta kaum Baalwy membuktikan dgn test DNA, jadi saya tak meminta pembuktian. Tetapi saya meminta Rizieq Shihab saja yang membuktikan dgn test DNA sebab dialah yang terang-terangan dulunya meminta orang melakukan test DNA terutama jika ada habib Jawa (katanya, habib pribumi yang berhidung pesek) mengaku bernasab ke Nabi. Lah, setelah dia sendiri yang diminta test DNA selain dianya diam seribu bahasa dia juga mendiamkan keluarganya bilang bahwa test DNA itu haram.
3. Seingat saya sih, kalau saya tak pernah bilang Baalwy itu keturunan atau antek Yahudi. Banyak orang lain yang bilang begitu. Tetapi saya percaya bahwa eks Mufti Batavia Utsman bin Yahya mendukung pemerintahan Belanda sebagai pemerintahan kolonial. Orang lain boleh tak percaya dan menganggap itu sbg taktik dari Sang Mufti, tetapi saya percaya, tentu dgn bacaan atas konfigurasi politik saat itu. Saya punya dan membaca kitab beliau yang berjudul, “Manhaj al Istiqaamah fi al Dien bi al Salaamah”. Isinya, jelas beliau mengecam dan mengharamkan perlawanan terhadap pemerintah Belanda.
4. Fokus perhatian saya sebenarnya hanya pada empat hal:
1) Saya melawan klaim ttg peran penting habaib dalam perjuangan kemerdekaan. Bahwa ada habaib yang ikut membantu perjuangan maka saya setuju tapi bantuan itu diberikan juga oleh orang-orang lain, termasuk Cina, Arab nonBaalwy, Jepang, bahkan Belanda. Arus utamanya yang berjuang adalah pribumi. Maaf, istilah pribumi ini adalah istilah ilmu dan istilah resmi dalam hukum. Istilah ini hanya tidak boleh dipakai jika dijadikan syarat utk menjadi untuk melamar pekerjaan, menjadi pejabat, atau ikut proyek pemerintah.
2) Saya melawan pengkastaan dalam keberagamaan, dimana dikatakan secara terbuka di pengajian-pengajian dan tanpa tegoran dari pengurus Baalwy, bahwa habaib lebih mulia dari nonhabaib meski habaibnya gila, penjudi, pemabuk dan penzina. Bahwa habaib pasti masuk surga. Bahwa orang biasa yang baik jika tidak memuliakan habaib tidak akan masuk surga. Bahwa 1 kaki habaib yang tak waras lebih mulia dari 70 kepala Kyai yang alim. Saya tak terima itu. Karena kaum Baalwy yang waras diam maka kami merasa harus berbicara demi marwah dan nasionalisme kami.
3) Saya melawan khurafat murahan bahwa “Kakek Ana” bisa membentak Malaikat Munkar Nakir, “Habib Anu” bisa menarik rantai emas dari langit, “Habib Anu” bisa berkirim surat kepada Malaikat, “Habib Anu” bisa meminta kpd Allah untuk mematikan api neraka jahannam. Bukankah klaim-klaim itu tersebar luas secara audio visual dgn gambar yang ngomong sekalian? Itu bukan hanya katanya, katanya, tapi jejak digitalnya meluas dan menjijikkan bagi kami.
4). Saya menggugah, mengapa Antum diam seribu bahasa atas pemBaklawian tokoh-tokoh leluhur dan pejuang kemerdekaan kami bahkan membangun kuburan-kuburan lama atau baru yang kemudian diberi gelar waliyullah dari kalangan Baaklawy? Apa Antum tak terpengaruh oleh fenomena yang kalau tidak dilawan ini akan dijadikan “kebenaran baru” dgn teori post truth?
Saya katakan bahwa pelakunya oknum Habaib, saya tidak melawan habaib sebagai entitas etnik. Orang Indonesia yang pribumi pun saya lawan habis malah lebih ketas kalau destruktif tethadap bangsa dan negara seperti koruptor dan pelaku kesewenang-wenangan. Kalau saya bisa keras terhadap bangsa pribumi yang pencoleng, tentu saya juga harus keras kpd kelompok-kelompok etnis apa pun jika berlaku destruktif.
Saya suka lagu-lagu nasionalisnya Muthahar yang menyentuh. Tetapi saya juga suka kpd lagu-lagu dari pencipta lagu nasional selain Muthahar seperti WR Supratman, Cornell Simanjuntak, Kusbini, Ibu Sud, dan lain-lain. Konon WR Supratman diBaalwykan juga. Tetapi tokoh-tokoh Baalwy diam saja.
Mohon maaf dan tetap penuh hormat (Mahfud MD)
INI PAK TAMBAHAN ATAS SURAT BALASAN SAYA TADI
kutipan…
“Jika nasab bukan sesuatu yang penting; jika ketersambungan dan ketidaktersambungan nasab kepada Nabi Muhammad tidak mengubah pandangan dan sikap Anda kepada seseorang atau sekelompok orang (dengan kata lain Anda hanya menilai orang berdasarkan ilmu dan perilakunya; kalau baik Anda dukung, kalau salah Anda tolak), lalu apa perlunya Anda berbicara soal keabsahan nasab dan tes DNA segala?”
JUSTERU KARENA SAYA BERPENDIRIAN BAHWA NASAB ITU TAK PENTING, KARENA BERNASAB KEPADA SIAPA PUN KITA HARUS LAWAN KALAU DESTRUKTIF, MAKA KALAU ADA PENGKASTAAN DERAJAT HARUS SAYA LAWAN DENGAN BERBICARA DAN MEMPERSOALKAN PENEMPATAN NASAB YANG DITINGGIKAN SEPIHAK ITU. JADI POKOK MASALAHNYA KAN DISITU, NASAB TERTENTU TAK BOLEH MENINGGI-NINGGIKAN DIRI. DALIL MENINGGIKAN NASAB HARUS DILAWAN DENGAN DALIL SEBALIKNYA
kutipan…
“Bagaimana bisa tokoh sekaliber Anda menjadi tersulut emosinya oleh klaim tak berdasar oleh habib-habib muda tak berpendidikan dan yang mewakili diri mereka sendiri itu, lalu Anda membalasnya dengan menyerang seluruh etnis Baalawy dengan mengatakan bahwa tidak ada peran habaib dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia?”
ini jawaban saya…
KAPAN DAN DIMANA SAYA MENYATAKAN TIDAK ADA PERAN HABIB DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN? ANTUM PASTI SALAH BACA ATAU SALAH DENGAR. COBA LIHAT DI YOUTUBE YANG LENGKAP. JUSTERU SAYA BILANG BAHWA YANG BERPERAN IKUT MEMBANTU PERJUANGAN KEMERDEKAAN SANGAT BANYAK, TERMASUK HABIB TAPI BUKAN HANYA HABIB. EKSPLISIT SAYA MENYEBUT JEPANG MEMBANTU, CINA MEMBANTU, ARAB NONHABIB MEMBANTU, BAHKAN BELANDA JUGA ADA YANG MEMBANTU (EDWARD DOUWES DEKKER).
ADA PUN YANG SAYA KATAKAN TIDAK ADA PERAN HABIB ITU ADALAH PERAN PENENTUAN TANGGAL 17 AGUSTUS 1945 ITU OLEH SEORANG HABIB. ITU UNTUK MEMBANTAH PERNYATAAN SEORANG BAALWI YANG BILANG BAHWA KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS ITU DILAKUKAN ATAS PERINTAH HABIB KWITANG KEPADA BUNG KARNO. MENURUT SAYA ITU BOHONG BESAR DAN MENODAI KELUHURAN SEJARAH BANGSA. PILIHAN TANGGAL KEMERDEKAAN ITU MELALUI TOLAK TARIK SEJAK KEPULANGAN BUNG KARNO, RAJIMAN, DAN BUNG HATTA DARI DALAT. ADA YANG INGIN MEMPERCEPAT DAN ADA YANG INGIN MENUNDA. BUNG KARNO DAN BUNG HATTA SAMPAI DICULIK PADA TANGGAL 16 AGUSTUS DAN DIBAWA KE RENGASDENGKLOK OLEH PEMUDA-PEMUDA REVOLUSIONER. AKHIRNYA BUNG KARNO DAN PARA TOKOH LAIN MEMUTUSKAN KEMERDEKAAN DILAKUKAN ESOK HARINYA (17 AGUSTUS 1945) DAN RAPAT UNTUK MERUMUSKAN NASKAH PROKLAMASI DILAKUKAN DI TEMPAT TENTARA ETINGKAT DANDIM BATAVIA (MAEDA, ORANG JEPANG) DAN LAKSAMANA MAEDA MEMBERI JAMINAN KEAMANAN. TAK PERNAH ADA DI INFORMASI MANAPUN KALAU BUNG KARNO DIINSTRUKSIKAN OLEH HABIB KWITANG SELAMA SEMINGGU YANG MENEGANGKAN ITU. CERITA BAHWA TANGGAL 17 AGUSTUS ITU BERDASAR INSTRUKSI HABIB KUWITANG KAN BARU ADA SEKARANG. TAK PERNAH ADA SATU TOKOH PUN, TERMASUK BUNG KARNO, YANG MENGATAKAN ITU.
JADI YANG SAYA KATAKAN TAK ADA PERAN HABIB ITU ADALAH DALAM KONTEKS PENENTUAN TANGGAL 17 AGUSTUS SEBAGAI HARI UNTUK MENYATAKAN KEMERDEKAAN. SEPERTI HALNYA OMONG KOSONG PERAN HABIB BAHWA BENDERA MERAH PUTIH DIBUAT ATAS PERINTAH HABIB. KALAU PERAN HABIB “SELAIN” TANGGAL 17 AGUSTUS DAN PENENTUAN WARNA BENDERA MERAH PUTIH ITU YA ADA SEPERTI HALNYA PERAN ETNIS-ETNIS LAIN. TETAPI ARUS UTAMANYA TETAP BANGSA PRIBUMI INDONESIA. KALAU MAU BICARA ISTILAH PRIBUMI DALAM ARTI HUKUM, SOSIAL, DAN POLITIK NANTI BISA KITA LAKUKAN. ITU BERDASAR STB. 1848 YANG BERLAKU SAMPAI SEKARANG DAN SUDAH BANYAK KARYA ILMIAH TENTANG INI.
OH YA, ANTUM MEMPERTANYAKAN KOK SAYA REPOT-REPOT MENGURUSI KHURAFAT? LOH, SEJAK MUDA SAMPAI MENDUDUKI BERBAGAI JABATAN DAN SAMPAI BERHENTI DARI TUGAS RESMI SAYA SELALU BERDAKWAH BERBICARA AGAMA YANG HANIEF. MASAK DIPERSOALKAN TENTANG INI? INI KAN AGAMA SAYA YANG HARUS SAYA BELA PAHAM-PAHAM DASARNYA. JUSTERU SAYA HERAN ANTUM MEMBIARKAN KHURAFAT JOROK SEPERTI ITU TAK DILURUSKAN.