Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Ucapan Cerai Saat Marah

Ucapan Cerai Saat Marah
SUAMI UCAPKAN CERAI 3 KALI, JATUH TALAK BERAPA?

Saya mau tanya apa hukumnya jika suami mengucapkan kata “aku ceraikan km 3x” tapi dalam keadaan marah ketika kami sedang berantem Dan suami juga sering bilang “saya pulangkan ke orang tuamu saja” ketika sedang emosi

Permasalahan pertamanya cuma gara-gara masalah kecil karna suami sya suka emosi maka karena itu yang gak saya suka dari suami saya, di situlah kami terjadi pertengkaran dan sehingga suami mengatakan hal yang di atas tadi

Saya minta maaf ke suami saya dan saya ‎menanyakan sekarang maunya suami saya apa dan sebenarnya kamu masih ingin anak istrimu disini atau gak???

Dan suami saya bilang sementara di sini saja dulu kita lihat bagaimana bisa berubah atau gak

Saya sudah membaca artikel kalau bicara cerai dalam keadaan marah ada yang berpendapat kalau itu gak jatuh talak‎, tapi saya juga masih ragu karna ada yang berpendapat jatuh talak juga

JAWABAN

Kalau masih ingin mempertahankan rumah tangga anda, maka anda berdua bisa ikut pendapat yang menyatakan tidak jatuh talak. Baca detail: Cerai saat Marah

Namun hendaknya pertengkaran seperti itu tidak jadi kebiasaan. Karena, buat apa tetap bersama kalau terus bertengkar. Ingat tujuan utama dari rumah tangga adalah untuk mencari kedamaian. Apabila demikian, maka hendaknya kedua pihak atau salah satunya selalu ada yang mengalah saat yang satunya sedang marah. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

WAS-WAS MURTAD DAN CERAI

Assalaamualaikum pak Ustadz,

Permisi ada yang ingin saya tanyakan. Sebelumnya saya sampaikan bahwa saya meyakini menderita penyakit was-was sejak lama. Akhir-akhir ini was-was yang sering muncul adalah was-was murtad dan was-was cerai.

Hal-hal yang ingin saya diskusikan adalah:

1). Sering kali muncul pikiran-pikiran dalam diri saya terkait murtad dan cerai. Jika memakai analogi, contoh dari pikiran-pikiran tersebut adalah seperti ini:

“Jika saya besok tidak berpuasa sunnah, maka saya murtad”

“Jika saya besok sholat tahajud, maka saya cerai”

Apakah pikiran-pikiran tersebut muncul murni dari dalam diri saya atau karena penyakit was-was saya?

2). Apa yang harus saya lakukan jika pikiran-pikiran yang telah disebutkan pada poin 1 muncul? Tentu saja saya tidak menginginkan diri saya murtad. Saya juga tidak menginginkan diri saya cerai.

3). Jika saya mengiyakan / meyakini pikiran-pikiran yang telah saya sebutkan di poin 1 kemudian hal yang disebutkan pada poin tersebut terjadi, apakah saya dikatakan murtad atau cerai?

Lebih jelasnya, jika saya mengiyakan / meyakini pikiran “Jika saya besok tidak berpuasa sunnah, maka saya murtad” kemudian besoknya saya tidak
berpuasa sunnah, apakah saya dikatakan telah murtad?

4). Apakah proses mengiyakan / meyakini tersebut (yang mana telah disebutkan pada poin 3) muncul murni dari dalam diri saya atau karena penyakit was-was saya?

Demikian dari saya. Terima kasih atas perhatian dan jawaban pak Ustadz.

Wassalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh,

JAWABAN

1. Pikiran itu muncul dari was-was anda. Dan was-was anda itu timbul dari penyakit mental tertentu. Karena, tanda adanya faktor penyakit kejiwaan, tidak akan seseorang berfikiran demikian. Baca detail: Penyakit OCD

2. Abaikan saja. Karena bisikan hati itu tidak berakibat hukum apapun. Nabi bersabda dalam sebuah hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim:


إن الله تجاوز لأمتي ما حدثت به أنفسها ما لم تتكلم به أو تعمل.

Artinya: Allah memaafkan umatku atas kesalahan yang berupa bisikan hati selagi dia tidak berbicara atau berbuat (apa yang dia pikirkan itu).

3. Tidak murtad. Karena bisikan hati tidak ada konsekuensi hukum berdasarkan hadtis di atas.

4. Karena was-was. Baca detail: Was-was Murtad

PENGUCAPAN IJAB QABUL

Asalamualaikum..
Sya mau tanya bagaimana pengucapan ijab qobul ketika bapak sang wanita sudah meninggal ? Yang di ganti oleh saudara laki lakinya.. Mohon info lafad ijabnya, trimakasih..
Wasalamuailkum

JAWABAN

Ucapan yang ringkas dengan mahar 1 juta (misalnya) dan nama calon pria Hasan bin Husin, nama calon perempuan Fatimah binti Ali:


يَا حَسَن بِنْ حُسَيْن اَنْكَحْتُكَ وَزَوَّجْتُكَ أُخْتِي فَاطِمَة بِنْتَ عَلِي بِمَهْرِ وَاحِدْ مِلْيُوْن
رُوْبِّية حَالًا

Artinya: Wahai Hasan bin Husain aku nikahkan kamu dengan saudariku Fatimah binti Ali dengan mahar 1 juta rupiah tunai.

Ucapan lebih lengkap lihat:

JODOH

Assalamualaikum wr.wb.
Saya mau bercerita dn bertanya.
Sebelum saya memutuskan menikah saya harus dihadapkan 2 pilihan,pilihan pertama saya berpacaran dgn laki2 yg saya kenal lwt sosmed 6 bln kami pacar jarak jauh,selama kami berpacaran kami melakukan sholat istiqoroh dn hasilnya kami dipermudah untuk bertemu berkali kali tanpa hambatan dn kami sama2 yakin klo kami berjodoh,tp kenyataannya kami tidak berjodoh krn dia d jodohkan oleh orang tuanya am perempuan lain,tp pd saat malam tunanga pacar saya dia melarikan diri ke kota saya di situ saya makin yakin klo kami berjodoh,

esok harinya dia memutuskan untuk pulang ke kotanya dn dia meminta waktu 1 minggu untuk meyakinkan orang tua bawasannya dia mau menikah dgn saya,sebelum kami putus saya dikenalkan dengan laki2 yg sekarang menjadi suami saya,kembali lg k pacar saya tunggu satu minggu dia menyerah dn dia merelakan saya dengan laki2 lain,

perasaan saya hancur dn kecewa trus saya tidak putus asa untuk dia kembali kepada saya,dn disisi lain keluarga suami saya mendesak klo saya harus nikah denga adiknya,saya memutuskan untuk sholat istiqoroh dn di dalam doa saya ya Allah jika pacar saya bukan jodoh yang terbaik jauhkan dia sejauh jauhnya berilah jodoh yg terbaik buat saya,

trus suami saya semakin intens datang ke rumah saya dn mengajak nikah,saya binggung krn saya pada saat itu masih berjuang untuk kembali sm pacar saya,saya sholat istiqoroh selama 1bln,dlm solat saya ya Allah jika pacar saya yg terbaik dekatkan jimemang bukan doa yg terbaik jauhkanlah,dan jika laki2 yg skrg jadi suami ini yg terbaik dekatkanlah dn satukan kami dalam ikatan pernikahan,

dn semakin didekatkan keluarga suami saya mulai datang k rmh dn bertanya pada saya dn keluaga,trus di sini mulai menemukan kendala,dan ada tiga kendala,yg pertama masalah adat,lokasi dan keuangan,setia kendala yg saya hadapi saya tetap melanjutkan istiqoroh,dan do’a saya ya Allah klo memang dia jodoh saya yg terbaik dunia dan akhirat permudah segala urusan kami,dan di setiap kendala yg datang urusan kami di permudah sampai ke pernikahan.

Yg jadi pertanyaan saya

apa bener suami saya jodoh yg terbaik,klo jodoh yg terbaik datang dari Allah kenapa kami selalu bertengkar di usia pernikahan kami mulai 5 bln pernikahan sm 1 thn pernikahan sampai hampir pisah,dn skrg suami saya tidak menggap saya istri padahal mslh yg kami permasalahkan hanya keluarga dr pihak suami,yg jd pertayaan pa suami saya ini jodoh yg di berikan Allah kepada saya?
Mohon bantuannya

JAWABAN

Istikhoroh hendaknya tidak dijadikan parameter utama untuk menikah. Rasulullah tidak memerintahkan muslim untuk istikhoroh dalam memilih jodoh. Yang diperintahkan oleh Nabi adalah carilah jodoh yang agamis dan berkarakter baik. Baca juga: Cara Memilih Jodoh

Cara mengetahui calon suami yang agamis (taat pada agama) dan baik kepribadiannya adalah dengan melakukan penyelidikan baik investigasi sendiri dan/atau atas bantuan orang lain.

Kalau investigasi dilakukan dan sesuai dengan kriteria Nabi, barulah diputuskan untuk memilihnya sebagai calon suami. jadi, bukan dengan cara istikhoroh. Istikhoroh boleh dilakukan sebagai tambahan prosesi saja untuk lebih meyakinkan.

Kalau cara yang dianjurkan Rasulullah tidak anda lakukan dalam memilih jodoh, dan ternyata sekarang dia berkarakter buruk dan pemarah, maka yang salah adalah anda sendiri. Ini menjadi pelajaran bagi anda ke depannya: bahwa jodoh itu pilihan. Terserah anda mau milih jodoh yang baik atau yang buruk. Baca juga:

Kembali ke Atas