Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Hukum Bermazhab Syafii dan Maliki, Bolehkah?

MENCAMPUR AJARAN MADZHAB

Mohon maaf tanya lagi ustad.
Saya dan muslim di tempat tinggal saya bahkan di Indonesia mayoritas bermahzab syafii. Mengenai najis kotoran anjing tadi apakah boleh saya memakai ajaran mahzab imam Maliki hanya untuk najis anjing ini? Mengenai ibadah yang lain saya ikut mahzab Imam Syafii.

Apakah boleh mencampur ajaran mahzab seperti itu ustad.?

Sebab kalau tentang air liur dan bersentuhan dengan anjing InsyaaAllah bisa dihindari dan itupun jarang terjadi. Kalaupun terkena akan saya basuh 7 basuhan dan pakai tanah. Tapi kotoran anjing sangat susah untuk dihindari karena anjing buang kotoran sembarangan. Kotorannya kadang terinjak, kadang tergilas ban motor. Motor saya kalau malam dimasukkan ke dalam rumah, dan tentunya bannya mengenai lantai rumah. Dan itu akan menimbulkan was was najis akan menyebar ke lantai lain karena terbawa jejak ban dan injakan orang rumah jika dalam keadaan kaki sedang basah. Akan sangat menyulitkan jika membasuh seluruh lantai rumah dengan 7 basuhan dan pakai tanah.

Mohon pencerahannya ustad.
1. Apakah boleh mencampur ajaran mahzab untuk keadaan serperti yang saya ceritakan diatas?
2. Apakah saya termasuk menyepelekan /meringan-ringankan ajaran agama jika saya memakai ajaran mahzab yang lebih mudah dan tidak menyulitkan saat beribadah?
Tujuan saya hanya untuk membunuh was was yang mengganggu saat beribadah.
Contohnya seperti perlakuan saya mensucikan najis kotoran anjing ikut mahzab Maliki sedangkan saya bermahzab Syafii. Hanya untuk perlakuan najis anjing saya pakai mahzab Maliki, itupun perlakuan pada najis kotorannya, untuk ibadah yang lain saya ikut mahzab Syafii.

Mohon maaf saya banyak tanya ustad. Saya masih dalam proses belajar.
Terima kasih banyak sebelumnya atas bantuannya. Semoga Allah membalas kebaikan ustad dan selalu diberkahi Allah. Aamiin.

JAWABAN

1. Boleh. Tidak masalah memakai madzhab Maliki untuk soal najis anjing dan untuk masalah lain memakai madzhab Syafi’i. Karena pada dasarnya orang awam tidak wajib ikut satu madzhab. Baca detail: Orang Awam Tidak Wajib Ikut Satu Madzhab

2. Tidak akan dianggap seperti itu. Pindah-pindah madzhab dibolehkan apabila diperlukan dan bertujuan untuk memberi solusi pada kehidupan sehari-hari. Baca detail: Hukum Ikut Beberapa Madzhab

KERINGAT WANITA SAAT HAID

Assallamuallaikum wr. wb.

Izin bertanya, saya pernah baca jika keringat wanita haid di bagian manapun ia letaknya di tubuh, statusnya tetap suci. Lalu apakah keringat wanita haid yg berada di sekitar kemaluan statusnya tetap suci? Mengingat keringat mungkin saja bertemu dengan darah haid.

Wassallamuallaikum wr. wb

JAWABAN

Ya, keringat hukumnya suci. Adapun keringat di dekat kemaluan maka tetap suci selagi tidak bercampur dengan darah haid. Baca detail: Najis dan Cara Menyucikan

AIR CIPRATAN PERMUKAAN NAJIS

Assalammualaikum.

Baju saya basah dan airnya (suci) menetes ke permukaan yang bernajis (juga ada air bergenang di atas permukaan ini) dan kemudiannya terciprat terkena saya. Adakah air yang terciprat terkena saya ini menjadi najis?

Bisakah saya menganggap air yang terciprat ini SUCI karena tidak tahu air ini telah berubah sifat (warna, bau atau rasa) atau tidak?

Terima kasih.

JAWABAN

Ya, menurut madzhab Syafi’i air suci yang mengena benda najis maka cipratannya menjadi najis. Akan tetapi najis yang dimakfu. Baca detail: Najis yang Dimaafkan (Makfu)

Baca juga: Air Cipratan Menyiram Najis

PAKAIAN BEKAS DIPAKAI DOSA APA BOLEH BUAT SHALAT?

Assalamu’alaikum wr. Wb. Pak ustad saya mau bertanya apakah pakaian bekas digunakan maksiat lalu dipakai sholat, sah dan diterimakah oleh Allah SWT. Sholatnya? Mohon penjelasannya.terima kasih. Wassalam.

JAWABAN

Shalatnya sah selagi pakaian tersebut dalam keadaan suci. Tidak terkena najis. Karena syarat pakaian yg boleh dipakai salat adalah apabila suci. Baca detail: Najis dan Cara Menyucikan

Terkait masalah diterima atau tidak oleh Allah, maka itu tergantung dari apakah kita sudah bertaubat nasuha atas dosa yang kita lakukan. Apabila kita sudah taubat nasuha, maka insyaAllah dosa kita akan diterima. Baca detail: Cara Taubat Nasuha

Kembali ke Atas