Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Ketika Habib Plat G Mengaku Cucu Nabi

Judul asal: Plat “G” Mengaku Cucu Nabi, Senyumin Aja, Lalu Abaikan

Penulis: KH Imaduddin Utsman-Al-Bantani

Agus Abubakar al-Habsyi dalam sebuah podcast di Padasuka TV mengatakan:

“Kalau anda mengatakan keturunan orang itu rungkad, anda tidak mempunyai bukti yang pasti dan tidak disepakati oleh banyak orang hanya anda sendiri, ya anda harus juga siap untuk, kalau meyakini dengan pasti Haqul yaqin ya kan anda harus siap dong terima risikonya, …tapi tidak ada yang berani nerima sumpah laknat itu, saya nawarin, saya bilang silakan kalau ada yang menuduh, saya tidak memaksakan diri, kalau bagi saya, Kalau memang saya keturunan saya salah, lebih baik saya mati aja, … ini kan masalah kehormatan juga karena menyangkut orang tua kami yang mewariskan catatan buat kami…Kalau anda menuduhnya salah dan memastikan haqul yaqin sebagaimana Roma Irama menyatakannya, ya mari kita sumpah laknat… Saya tawarkan, kesempatan ini saya gunakan untuk menawarkan kepada siapun yang merasa haqul yaqin, kita siap sumpah laknat kalau tidak mubahalah…”

Daftar isi

  1. Kesalahan KH Fahrur Rozi dalam Membela Nasab Baalawi
  2. Pembelaan Kurtubi Lebak atas Nasab Baalwi
  3. Betulkah al-Sakhawi mengitsbat Nasab Baalwi? Tanggapan Kyai Imaduddin
  4. Tanggapan Kyai Imad atas Itsbat Yusuf an-Nabhani pada Nasab Baalwi
  5. Ini Makalah Kyai Imaduddin yg akan Disampaikan di UIN Jakarta bersama Prof. Dr. Said Agil Al-Munawar
  6. Nasab Ba’Alwi dalam Pandangan Ibnu Hajar al-Haitami
  7. Apakah Kitab Al-Raud al-Jali karya Al-Zabidi Dapat Dipercaya? Respons Kyai Imad pada Kyai Afifuddin
  8. Mengapa Asumsi Walisongo Keturunan Baalwi itu Tidak Benar
  9. Surat Kyai Imaduddin kepada Habib Taufik Segaf (Ketua RA)
  10. Respons KH Imaduddin Utsman pada Gus Najih Maimun
  11. Isbat Baalwi oleh Mahdi Rojai, Tanggapan Kyai Imaduddin
  12. Tanggapan atas Sanggahan Habib dari Oman
  13. Pakar DNA Yaman: Habib bukun cucu Nabi
  14. Tanggapan Kyai Imaduddin atas Habib Muhdor Jember
  15. Pemalsuan sejarah Yaman: kesaksian seorang ulama Yaman

Tiga Buku Kyai Imaduddin soal Nasab

Wow…dahsyat. Sudah terbukti Plat “G” masih siap sumpah laknat dan mubahalah. Kira-kira apa yang membuatnya berani melawan “sunnatullah” dan ilmu pengetahuan sedemikian rupa. Bahkan katanya ia siap mati. Begini: Ada warisan kalung emas, dengan surat dari sebuah toko emas di tahun 1945, ketika hendak dijual di toko emas tahun 2024 ternyata itu bukan kalung emas hanya kalung kuningan. Bapak pemilik toko emas itu menjelaskan “Kalung bapak bukan emas tapi kuningan.” “ Tidak bisa. Ini kalung emas. Kalau anda mengatakan bahwa kalung saya ini adalah kuningan berarti anda menuduh orang tua saya berdusta. Ini sebuah kehormatan. Pokoknya anda harus percaya kalung saya ini kalung emas, anda harus bayarin kalung ini seharga kalung emas, kalau anda tidak mau, ayo kita mubahalah, siapa diantara kita yang akan mati celaka.” Kalau mengahadapi orang semacam itu, kira-kira apa respon tukang emas itu? PALING SENYUM. LALU MENGGARISKAN JARI TELUNJUK KE JIDATNYA. LALU MENGABAIKANNYA.

Dalam kitab Muqaddimat fi ‘Ilmi al-Ansab Syekh Khalil Ibrahim menyajikan tulisan pakar DNA Arab, Professor Ubaedillah (h.178). dalam tulisan tersebut, Prof. Ubaedillah menyatakan bahwa:

“Tes DNA telah mampu membongkar orang yang mengaku keturunan Ahlibait dengan palsu dan dusta. Hal itu ketika hasil tes DNA mereka menunjukan bahwa mereka adalah dari keturunan Persia dan Kaukasus. Maka tidak aneh mereka memerangi ilmu tes DNA ini dalam situs-situs mereka. Berbeda dengan hasil tes DNA para asyraf lain yang terkenal yang sama dan dekat dengan DNA Adnan.”

Dari pemaparan professor Ubaidillah ini, kita mengetahui bahwa pengakuan nasab nabi di masa lalu bukan hanya dilakukan oleh Klan Ba’alwi, tetapi banyak dilakukan oleh Klan lainnya. Lalu, ketika ilmu pengetahuan manusia mencapai titik seperti hari ini, di mana ikatan kekerabatan jalur ayah khususnya dapat ditelusuri secara presisi dengan DNA yang tercatat dalam tubuh setiap laki-laki yang hidup hari ini, kedok mereka terbongkar. Banyak diantara mereka yang ratusan tahun lalu leluhurnya mengaku sebagai keturunan Nabi ternyata setelah di periksa darahnya menunjukan bahwa jangankan keturunan Nabi, ternyata mereka Orang Arab saja bukan. gaya-gaya seperti Agus Abubakar Al-Habsyi yang setelah tes DNA masih mengaku cucu Nabi padahal hasilnya Plat “G” itu terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi di Timur Tengah pun sama. Mereka yang mengaku cucu Nabi lalu hasilnya bukan “J1” mereka shok dan mendadak tidak mengakui keakuratan hasil tes DNA.

Bahkan Agus Abubakar Al-Habsyi samapai menantang mubahalah kepada Bang Haji Rhoma Irama. Sebagaimana kita ketahui Raden Haji Oma Irama, seorang pendakwah dan Raja Dangdut Indonesia, telah memproklamasikan bahwa ia yakin seyakin-yakinnya bahwa Ba’alwi bukan cucu Nabi.

Prof Ubaidillah juga mengatakan:

“Tes DNA bukan hanya perusahaan dagang seperti dugaan sebagian orang, tetapi ia adalah suatu disiplin ilmu, sudah ada ilmuan dibidangnya dan mempunyai istilah-istilah dan referensi-referensi sejak dulu. Setiap perusahaan-perusahan ini di bawah pengawasan perkumpula ilmuan genetic internasional yaitu International Sociate of Genetic Genealogi.” (ISOGG)” (h.179)
Prof Ubaidillah juga mengatakan:
“untuk mengetahui DNA sebuah kabilah tidak memerlukan sampel DNA kakek, seperti yang diduga sebagian orang. Tetapi ia dapat diketahui dengan membandingkan dua sampel atau beberapa sampel dari kabilah itu.” (h.179)

Prof Ubaidillah juga mengatakan:

“DNA adalah stempel yang dijadikan pegangan di masa depan. Ia adalah hukum pasti bagi pengakuan nasab perorangan atau kelompok. Dan akan membawa keengganan untuk meneliti surat-surat dan manuskrip-manuskrip sejarah masa lalu yang berkaitan dengan nasab. DNA pula akan menggantikan stempel para syekh dan ahli nasab karena ilmu nasab adalah ilmu riwayat yang bersifat dzanni…ilmu DNA akan merubah ilmu nasab dari ilmu dzanni yang bersifat tarjih yang terkadang terjadi pemalsuan menjadi ilmu yang rasional yang terhormat yang berdasar hasil-hasil tes yang presisi yang tidak akan salah dengan kekuasaan, hikmah, dan pengaturan Allah Azza wajalla”. (h.179)

Dari sini penulis mengatakan, bahwa pengakuan Klan Ba’alwi sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW seharusnya diabaikan. Karena berdasarkan tes DNA para individu dari Klan Ba’alwi diperoleh hasil bahwa mereka terkelompokkan dalam Haplogroup G, bukan J1. Berdebat tentang keabsahan surat dari sebuah kalung emas tidak ada gunanya, jika setelah diperiksa bahwa kalung itu ternyata bukan terbuat dari emas tetapi hanya tembaga biasa. Individu atau komunitas tertentu yang mengaku memiliki konektivitas genealogi kepada Nabi, ketika terjadi khilafiyah secara ilmu nasab dan sejarah, baru dianggap laik untuk ditelusuri setelah lulus uji DNA. Jika DNA-nya saja sudah melenceng, maka penulusuran ilmu nasab dan sejarah itu menjadi kontraproduktif, tidak signifikan dan absurd.

Sebagai pengetahuan kepada masyarakat, penulis akan kutipkan pendapat Prof. Ubaidillah tentang Haplogroup dan apa saja kode-kode haplogroup itu, lalu kawasan mana destinasi dari kode-kode tersebut.

Prof. Ubaidillah mengatakan:

“Haplogroup adalah kumpulan besar haplotype. Haplotype adalah kumpulan mutasi-mutasi yang ditemukan bagi sebuah gen yang diwarisi apa adanya pada kromosom Y. haplogroup dapat mencari keturunan genetic garis laki ribuan tahun ke atas…haplogroup dengan semua cabang-cabang dan mutasi-mutasinya akan naik di suatu masa kepada satu individu yaitu kakek bersama genetic.” (h.179)

Prof Ubaidillah menyatakan:

Haplogroup A: adalah haplogroup untuk keturunan bangsa Etiopia, Sudan,
Haplogroup B: Afrika
Haplogroup C: India, Srilangka, Asia Tenggara,
Haplogroup D: Asia tengah, Mongoloia, Selatan Asia.
Haplogroup E: Afrika.
Haplogroup G: Utara Asia Tengah, Pakistan, Afganistan. Haplogroup G Disebut Haplogruop Kaukasus kerena ke luar dari haplo ini 2 % dari penduduk barat laut Eropa, 8-10 % dari penduduk Asbania, Italia, Yunan, Turki, 30% dari penduduk Georgia dan Azerbaijan, 50% dari penduduk Ositia Utara, 18% dari orang Druze, 10% dari Yahudi Askenazi, dan 20% dari Yahudi Maroko.
Haplogroup R: Utara laut hitam dari Orasia, Eropa Timur, India, Irlandia.
Haplogroup I: Eropa, Viking.
Haplogroup H: India Dravida, Pastun, Iran.
Haplogroup L: India
Haplogroup M: Guinea
Haplogroup N: Utara Asia, Cina, Mongolia,
Haplogroup O: Asia Timur, Cina, Malaysia, Vietnam, Indonesia, Korea, Jepang.
Haplogroup K: Iran, Mesir, Papuanugini.
Haplogruop Q: Amerika
Haplogroup S: Papuanugini, Indonesia, Melanesia
Haplogroup T: Iran, Mesir, Afrika.
Haplogroup J: Timur Tengah, Arab Syamiyah.
Haplogroup J2: Asia Tengah, Iran, India, Kurdi.
(kitab Muqaddimat hal. 181-185 diringkas)

 

Kembali ke Atas