Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Hukum Menangis dan Curhat

Hukum Menangis dan Curhat dalam Islam

Hukum Menangis dan curhat. Menangis dalam keadaan sedih dan mengeluhkan permasalahan (curhat) itu boleh apa tidak dalam Islam?

Hukum menangis sambil menjerit dalam Islam

Assalamu’alaikum. Sebagaimana yang kita ketahui seseorang apabila dalam keadaan emosional yang tinggi entah karena kehilangan yang berharga atau sedih maka reaksinya adalah menangis sambil menjerit entah itu menjerit kecil atau sedang atau menjerit dengan keras. Yang ingin saya tanyakan

1. Bagaimana Hukum menangis ditambah menjerit? Entah itu menjerit kecil atau sedang atau keras

2. Bagaimana kriteria menangis yang Haram dalam Islam?

3. Sebagaimana yang kita tahu, apabila seseorang berada dalam fase down maka menjadi tidak bersemangat tetapi biasanya saat seseorang tersebut curhat dengan orang lain bukan dihibur tapi malah dihakimi “kurang beriman” atau “kurang bersyukur”, bagaimana tanggapan Anda tentang hal ini?

JAWABAN

Hukum Menangis menurut empat madzhab

1. Menangis dengan bersuara hukumnya boleh dalam mazhab Syafi’i. Dan tidak boleh menurut sebagian mazhab yang lain. Suara yang dimaksud adalah suara keras, sedangkan kalau suara terisak yang pelan ulama sepakat itu tidak dilarang.

Kriteria Menangis yang haram

2. Kriteria menangis yang haram apabila disertai suara keras. Itupun masih terjadi perbedaan ulama mazhab empat.

Al-Jaziri dalam Al Fiqh ala Al Mazahib Al Arba’ah, hlm. 1/484, menjelaskan:

يحرم البكاء على الميت برفع الصوت والصياح، عند المالكية، والحنفية، وقال الشافعية، والحنابلة: إنه مباح، أما هطل الدموع بدون صياح فإنه مباح باتفاق؛ وكذلك لا يجوز الندب؛

Artinya: Haram menangisi mayit dengan meninggikan suara dan menjerit menurut mazhab Maliki dan Hanafi. Mazhab Syafi’i dan Hanbali berkata: Itu boleh. Adapun jatuhnya air mata tanpa jeritan maka itu boleh berdasarkan kesepakatan ulama. Begitu juga, tidak boleh meratap. …

Pandangan di atas memang dalam kasus menangisi orang mati. Namun tentu ini juga berlaku pada musibah atau kesedihan yang lain yang menimpa kita.

Rasulullah menangis ketika putranya, Ibrahim, meninggal. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut:

العين تدمع والقلب يحزن ولا نقول إلا ما يرضي الرب وإنا لفراقك يا إبراهيم لمحزونون

Artinya: “Air mata berlinang dan hati bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu kecuali yang diridhai Allah. Dengan kepergianmu ini wahai Ibrahim, kami sangat bersedih.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Menghadapi musibah dengan sabar

3. Saat kita sedih karena tertimpa suatu musibah maka hendaknya kita bersabar. Sebisa mungkin tidak mengadu atau berkeluh kesah pada orang lain. Karena, apabila kita sabar, maka hal itu akan menjadi penghapus dosa-dosa (kecil) kita di masa lalu.

Nabi bersabda:

لا يصيب المسلم هم ولا غم ولا نصب ولا وصب ( وهو المرض) ولا أذى حتى الشوكة إلا كفر الله بها من خطاياه

Artinya: “Seorang Muslim tertimpa kesedihan, kesusahan, penyakit, gangguan walau sekedar tertusuk duri, pasti Allah akan menjadikannya penghapus dosa-dosa yang ia miliki.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Termasuk dalam bentuk sabar adalah berusaha tidak mengeluh pada orang lain. Namun, bukan berarti mengeluhkan permasalahan tidak boleh sama sekali. Adakalanya curhat itu dibolehkan asalkan dengan tujuan untuk menemukan solusi.

Syarat bolehnya curhat dalam Islam

Ibnu Muflih dalam Al-Adab Al-Syar’iyah menyatakan:

قال الشيخ مجد الدين في شرح الهداية ولا بأس أن يخبر بما يجده من ألم ووجع لغرض صحيح، لا لقصد الشكوى،

Artinya: Syeikh Majduddin dalam kitab Syarhul Hidayah berkata: Tidak apa-apa menceritakan hal yang menimpa diri seperti rasa sakit yang dideritanya asalkan untuk tujuan yang baik (untuk mencari solusi) bukan untuk bermaksud mengeluh.

Dan apabila kita ingin curhat atas kesedihan kita, karena tidak kuat menahannya sendiri, maka hendaknya kita betul-betul selektif dalam memilih figur tempat menampung keluhan kita. Carilah sosok yang bijaksana dan hendaknya bukan lawan jenis yang bukan mahram.

Untuk masalah agama, utamakan mengeluh pada seorang ustadz yang dianggap ahli. Untuk masalah kesehatan badan konsultasi ke dokter atau jiwa maka menghadap ke psikiater, dst.

Intinya, jangan mengeluh atau curhat sembarangan. Selain kurang baik menurut agama, juga berpotensi merugikan diri sendiri dan menambah masalah.

Cara konsultasi: Tanya Jawab Agama

Kembali ke Atas