Cara cerai perkawinan siri
CARA CERAI NIKAH SIRI
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pak ustadz saya mau tanya.3tahun yang lalu saya pernah nikah sirih,terus setelah anak usia 4bulan kami bercerai dengan saya membuat surat sendiri pengajuan talak dan ada matrainya.saya mau tanya apa surat itu bisa jadi bukti ketika nanti saya ada jodoh dan menikah lagi,apa saya harus ngurus surat cerai dulu kepengadilan agama???
Terimakasih atas waktunya semoga saya dapat solusi dari pak ustadz
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
JAWABAN
Istri tidak bisa menceraikan dirinya sendiri. Perceraian hanya bisa dilakukan a) oleh suami; b) oleh hakim pengadilan agama.
Jadi, cara termudah bercerai dari nikah siri adalah dengan meminta suami agar menceraikan anda secara lisan atau tulisan. Misalnya dengan kalimat: “Aku ceraikan kamu” maka talak sudah jatuh.
Seandainya suami menolah untuk menceraikan anda, maka anda bisa meminta pengadilan agama untuk menceraikan anda dan suami. Namun caranya lebih rumit. Harus dilakukan isbat (penetapan) nikah lebih dulu baru kemudian pemutusan talak. Baca detail: Cara Gugat Cerai Nikah Siri dan Isbat Nikah
RUMAH TANGGA:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya seorang pria yang telah beristri dan memiliki seorang putra, istri dan anak saya berada di sulawesi dikarenakan satu dan lain hal. Selama berada di perantauan, saya dekat dengan seorang gadis. Akhirnya dalam periode kedekatan tersebut, kami melakukan petting (syukurlah bukan zina). Di kemudian hari, saya pun menyesali perbuatan tersebut dan sudah salat taubat. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, wanita tersebut meminta pertanggungjawaban saya untuk menikahinya dan meminta saya menceraikan istri saya dengan alasan dia tidak ingin dimadu. Pertanyaan saya :
1. Saya hanya berpura-pura telah mentalak istri kepadanya agar dia percaya dan terus berdoa agar dia disadarkan oleh Allah dan semoga dia segera diberi jodoh oleh Allah. Apakah kebohongan saya ini dibenarkan ? Dikarenakan wanita ini adalah wanita yang mudah depresi dan peluang untuk bunuh diri sangat besar. Sehingga saya tak tahu apa lagi yang saya mesti lakukan
2. Secara tak sadar saya membohongi semua pihak termasuk istri saya kenapa saya tidak bisa pulang menemuinya karena setipa saya akan pulang, depresi wanita ini akan kambuh dan saya tidak ingin dia berakhir menderita juga. Apakah yang harus saya pilih. Apakah saya harus memilih istri dan anak saya ataukah memilih wanita tersebut ? Sedangkan dari hati saya, saya condong ke istri dan anak saya.
3. Saya selalu ingin meninggalkan wanita tersebut. Akan tetapi saya takut jika saya tinggalkan, dia menjadi depresi dan mencoba bunuh diri lagi. Sebaiknya apa yang harus saya lakukan?
Saya baru sadar betapa saya sangat mencingai istri dan anak saya setelah kasus ini terjadi. Saya benar-benar tidak ingin kehilangan mereka. Mereka adalah amanah dan titipan Allah untuk saya. Dan saya hanya ingin melaksanakan tanggung jawab hingga akhir hidup.
JAWABAN
1. Itu bisa dikategorikan sebagai talak dalam keadaan terpaksa. Hukumnya tidak jatuh talak. Baca detail: Talak Terpaksa
2. Pilih istri dan anak anda. Kalau memang harus memilih salah satu, maka pilih istri pertama. Karena anda mencintai mereka berdua. Sedangkan kepada wanita kedua anda terkesan karena terpaksa menyukainya karena tuntutan situasi. Oleh karena itu, jangan membiarkan diri anda terbelenggu olehnya. Tidak perlu mengkuatirkan depresinya. Kami yakin dia akan baik-baik saja seandainya anda pulang ke rumah dan menemui istri pertama. Kalaupun itu akan berakibat dia depresi, maka itu bukan kesalahan anda. Di akhirat anda tidak akan diminta pertanggungjawaban atas kematian seseorang yang melakukan bunuh diri (itu pun kalau sampai terjadi, dan kami meragukan itu). (Lihat QS An-Najm 53:39)
3. Tinggalkan saja dengan secara baik-baik. Kalau tidak bisa, maka anda bisa mencoba meninggalkannya secara diam-diam dan memutuskan hubungan.
Jangan lupa, seandainya sampai harus berpisah dengan istri kedua, pastikan anda menceraikannya secara benar (talak secara lisan atau tulisan) agar tidak menggantung statusnya dan kelak dia bisa menikah dengan pria lain. Baca detail: Cerai dalam Islam
RUMAH TANGGA: SUAMI TERLALU EGOIS
Assalamualaikum ustadz, saya sedang ada masalah keluarga tp saya tidak berani mengutarakan ke keluarga.
1. Suami saya orangnya lebih mementingkan sendiri, apalagi masalah uang karena di nilai boros dari dulu.
Sehingga saya cuma ingin memegang internet banking saja tp sama suami tidak boleh, padahal saya tidak punya ATM. ATM saya sendiri hilang sama suami saya…
Saya cuma ingin tau tentang bisnis yg saya jalanin.
Tp suami marah, gak boleh pegang sama sekali.
2. Cincin pernikahanpun di jual sama suami, sebenernya saya ingin sekali minta kembali tp saya takut suami marah.
3. Suami lebih mendengarkan apa kata teman di banding apa kata istri. Padahal saya cuma ingin, agar menghindari masalah yg berlebih.
4. Suami lebih banyak pegang hp di banding dengan saya istrinya. Padahal saat suami di rumah, saya ingin sekali bercengkrama canda tawa agar keharmonisan terjaga.
5. Suami saya tidak jujur, sehingga masalah tentang perempuan lain tau dari orang lain. Padahal saya tidak ada sedikitpun berbohong sama dia.
Ustadz saya hanya ingin kasih sayang yg sejati dari suami sholehku, saya tidak ingin sama sekali pisah walaupun banyak masalah.
Saya selalu minta maaf meskipun tidak salah.
Bagaimana ya ustadz?
JAWABAN
Mencari suami soleh hendaknya dilakukan sebelum menikah. Ketika kita memiliki banyak pilihan. Di sinilah kita perlu memiliki prioritas terhadap lelaki yang ingin kita jadikan imam. Apabila ingin suami yang soleh, maka prioritas utama adalah cari pria yang menonjol karakternya dan ketaatan pada agama. Yg lain-lain seperti tampilan fisik, harta dan nasab/keturunan, dan cinta, menjadi nomor terakhir. Baca juga: Cara Memilih Jodoh
Apabila yg diprioritaskan adalah tampilan fisik, lalu setelah menjadi suami mengharapkan suami berubah menjadi orang soleh, maka harapan itu sangat berlebihan. Karakter sulit berubah apalagi kalau perubahan itu dipaksakan dari luar, bukan kemauan sendiri.
Terlepas dari kesalahan tersebut, kalau anda masih tetap ingin bersamanya, maka cara terbaik adalah dengan a) bersabar; b) berdoa; c) komunikasikan dengannya langsung atau meminta bantuan orang lain untuk menyampaikan apa yang ingin anda inginkan dari suami. Baca detail: Doa Agar Disayang