Istri sering melawan karena suami tak beri nafkah
Istri sering melawan karena suami tak beri nafkah
Assalamualaikum ustadz,
saya seorang istri dan ibu dari 2 anak. pada dasarnya sy ingin skali mjd seorang istri yg sholihah dan taat pada suami, karena itulah tugas utama istri. cuma kondisinya saat ini suami tidak menafkahi saya dan anak2, sy mjd tulang punggung selama bertahun2, dia msh memiliki penghasilan, tp dia blg itu untuk membayar hutang usaha, dia beralibi dia bisa punya hutang karena saya memaksa membuka usaha, padahal sy tdk pnh memaksa dia, sy cm merespon ide dia membuka usaha,tp dia blg jawaban sy mempengaruhi keputusan dia.
sy cm bs bersabar krn saat ini sy sdg tinggal di rumah orang tua dia, dan karena anak sdh terlanjur pindah sekolah. semua biaya hidup rumah tangga kami sy yg tanggung, bahkan suami sy srg skali mengambil uang hasil usaha sy tanpa bicara apalagi izin, krn usaha makanan yg sy jalani dia blg itu usaha keluarga padahal dia sama skali tidak ada membantu sy, sy betul2 mengerjakannya sendiri sambil mengasuh anak sy yg msh balita dan SD.
tp yg sgt disayangkan, stiap kali suami sdg marah, dia sgt kasar bicara ke sy, berteriak, memaki, menghina, mengusir. keluarga sy yg tdk punya salah apa2 sering dia hina dan remehkan. yg paling sy tdk tahan keluarga dia pun suka menyudutkan saya, terutama orangtua dia yang suka hasut dia supaya benci sama saya, bahkan saya suka difitnah, padahal rumah mereka sy yg urus krn disana tidak ada pembantu, pembantu kadang ada, tp mereka tidak tahan, karena mertua sy srg bicara semena mena bahkan fitnah.
saat ini sy sdg plg ke rmh kami pribadi yang berada di pulau jawa, sy membeli tiket tanpa izin dulu pd suami, tp sebelumnya sdh sy sampaikan kalau sy ingin plg, ingin silaturahmi dgn orang tua karena sdh hampir 3 thn tdk bertemu. krn kalau dgn tdk segera membeli tiket, dia selalu mempersulit sy untuk pergi. sejujurnya sy sdh niat ingin skali kluar dr rmh mertua sy itu dan menetap di rmh kami, maka dari itulah suami sy sgt takut kalau sy tdk balik lg.
yg jd pertanyaan apakah cara sy salah dalam islam, kalau sy tidak dengar suami yg ingin tinggal bersama, sementara hak sy betul2 diabaikan, tidak dinafkahi, smua tanggungjawab dia dilimpahkan ke sy, dia mdh mengkasari sy, sy sakit dia tdk peduli, sy sgt merasa tidak mendapat perlakuan adil, dia hanya menjalani usaha dia, sy tidak pnh tahu berapa penghasilan dia, saat pulang ke rmh, dia lapar tinggal makan, dia ngantuk tinggal tidur, sementara semua biaya hidup terus berjalan dan sayalah yg hrs memikirkan.
usia pernikahan kami hampir 9 tahun, dari awal menikah, sy membantu dia mencari nafkah, hampir smua kebutuhan sy, saya musti usahakan sendiri, tp yg sy tdk terima apa2 yg dia beli dia klaim itu hasil jerih payah dia, seperti rumah dan mobil. padahal dia tidak menunaikan sepenuhnya kewajiban dia menafkahi saya, padahal rejeki istri dialirkan lewat suami.
sy pnh minta sama dia, kalaupun saat ini dia tdk mampu menafkahi sy dlm hal materi, sy minta hak sy untuk diberi ilmu dan pendidikan agama, termasuk hak dan kewajiban suami istri. tp sampai saat ini tdk ada, seolah dia tahu sebenarnya apa yg dia lakukan itu tdk bnr. saat ini sy msh menghabiskan liburan panjang sekolah anak sy. suami sy sgt takut kalau sy tdk kembali ke sana. dia blg dia akan ambil KPR rmh kalau sy memang tdk mau serumah dgn orangtuanya. tp dgn tinggal msh satu kota dgn orangtuanya, sy msh merasa sgt tdk tenang. dgn jauh dari mereka bahkan dgn suami sy merasa hidup lebih tenang dan damai. tp suami srg berdalih istri hrs dgr suami, bahkan dia sk mengancam seperti menyumpah, kalau tidak dgr akan ada musibah pada sy. sy musti gimana ustadz, sy ingin hidup tenang, toh dimanapun sy tinggal sy ttp hrs mencari nafkah, dan sulit sy mendapatkan hak sy pd suami. padahal ijab kabul menikah itu pindahnya tanggungjawab seorang ayah pada suami. terima kasih ustadz. mohon jawaban serta pencerahannya, dan dibalas pd email sy ini. terima kasih banyak.
JAWABAN
Kalau anda merasa tidak ada kecocokan dengan suami, dan suami tidak pernah memberi nafkah pada anda, maka anda dapat meminta cerai pada suami atau melakukan gugat cerai ke pengadilan agama. Istri dapat melakukan gugat cerai apabila suami tidak lagi dapat memenuhi kewajiban sebagai suami. Baca detail: Cerai dalam Islam
Bercerai adalah pilihan. Kalau anda masih ingin memberi suami satu kesempatan lagi untuk memperbaiki diri, maka anda bisa tetap bertahan bersama dia. Pastikan, kalau suami ingin kembali lagi agar supaya dapat memenuhi kewajibannya untuk a) memberi nafkah anak istri; b) tidak kasar; c) memberi nafkah batin pada istri. Setelah suami berjanji, baru anda boleh memutuskan untuk bertahan dengan dia. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
RUMAH TANGGA: ISTRI TAK SUKA TEMAN-TEMAN SUAMI
Assalamualaikum wr wb.
Selamat malam ustadz, maaf mengganggu waktunya sebentar karena saya sudah merasa harus mengeluarkan segala uneg2 yang telah tersimpan semenjak kami menikah. Usia pernikahan kami 18 tahun dan sebenarnya kehidupan pernikahan kami baik baik saja, dari luar terlihat mulus namun jika ditilik lebih dalam serasa ada bom yang sewaktu waktu bisa meledak.
Jauh sebelum saya menikah, saya memiliki sangat banyak teman, baik laki maupun perempuan, dan setelah menikah saya baru sadar jika istri saya seakan tak rela jika saya masih menjalin pertemanan dengan sahabat2 saya, terbukti jika mereka datang ke rumah pasti akan terlihat muka masam istri saya dan setelah itu kami bertengkar, meski saya sudah jelaskan asal usul pertemanan kami, berulang ulang kejadian seperti ini menimpa hampir semua teman saya apalagi perempuan, dan saya hanya diam karena penjelasan saya tak lagi bisa diterima istri, padahal Demi Tuhan saya tak ada hubungan apapun dengan teman perempuan saya.
Hingga sekarang saat kita harus menjalin silaturahmi mengingat umur yang makin menua, saya masih kesulitan dan sedih kehilangan sahabat2 saya karena watak istri. Dan saya terus berusaha menutupi dan mencari alasan agar mereka, teman2 saya jangan menjadi korban prasangka buruk istri saya. Saya banyak menghindar bertemu dengan sahabat2 meski berat, tapi saya tak ingin ribut dengan istri. Sudah saya coba berkali kali mengajak istri bersilaturahmi namun setelah itu pasti ada pertengkaran.
Pertanyaannya, apakah saya masih layak mempertahankan perkawinan kami jika keadaan tak juga berubah ?
Jujur, saya menyayangkan jika perkawinan kami gagal, tapi di satu sisi saya juga ingin memliki kehidupan perkawinan yang sehat seperti pasangan yang lain.
Terima kasih atas waktunya, maaf jika ceritanya kepanjangan
Wassalamualaikum wr wb.
JAWABAN
Kalau masalahnya adalah ketidaksukaan istri pada teman-teman anda, terutama yang perempuan, maka sebaiknya anda tetap mempertahankan rumah tangga yang sudah terjalin cukup lama. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga