Pacaran Direstui, Menikah Tak Disetujui Ortu
assalamualaikum wr.wb
selamat malam maaf jd mengganggu waktunya malam malam, soalnya saya udh bener bener gatau harus cerita kesiapa lagi, semoga ini bisa dibaca dan diberi masukan atau diberi petunjuk.
Jadi gini ka, saya sudah pacaran selama 3 tahun, sejak saya smp dan skrg saya sudah kerja. Umur saya 19 tahun, dan umur pacar saya skrg 20tahun kita cmn beda satu tahun, Saya memang kemana mana tiap hari selalu barengan, saya sudah merasa benar benar dekat. tapi saya tau pacaran memang dilarang dalam agama. Makanya saya sebagai perempuan sudah ingin menikah dengan pacar saya, Dari keluarga lakilaki malah sudah mendukung saya 100 persen sampe keluarga lakilaki benar benar ingin langsung berbicara kepada kedua orgtua saya. Saya sudah siap menikah, dan pacar saya juga sudah sama sama siap menikah. Saya selalu dikasih tahu terlebih dahulu apa menikah itu, bagaimana cara saya menjalaninya, bagaimana saya harus hormat nanti sama suami saya diajarin dulu masalah kecilnya selalu sama keluarga pacar saya.
saya sudah sangat senang ka, ada yang mendukung keinginan kami mau menikah karna Allah, ingin beribadah dan menjauhi perilaku zinah.
Tapi yang saya sedihkan, Orangtua saya tidak memperbolehkan saya menikah muda dengan alesan materinya belum cukup, saya belum cukup dewasa, dll sebagainya. Saya sudah sering bilang sampai saya debat dengan orgtua saya kalau saya sudah siap untuk menikah tp orgtua saya tetap tidak memperbolehkan saya menikah muda, karna dulu orgtua saya menikah muda takut anaknya seperti itu mungkin saya juga kurang ngerti dan kurang paham pemikiran kedua orgtua saya. Tapi anehnya orgtua saya menyetujui saya pacaran, dan jika saya ingin menikah muda tidak diperbolehkan, sampai orgtua saya sangat percaya sm pacar saya.
Yang saya ingin pertanyakan
1. Saya harus bersikap bagaimana jika saya sudah menjelaskan kepada orgtua saya bahwa saya siap menikah?
2. Jika orgtua saya tetap tidak menyetujui kami menikah, bolehkah saya melanggar aturan itu dan saya tetap pada pendirian saya yang ingin menikah karna takut saya zinah atau hal buruk lainnya?
3. apakah saya benar jika saya tetap melanjutkan pernikahan demi kebaikan diri saya dan melanggar semua aturan orgtua saya, apakah saya termasuk anak yg tdk berbakti pd orgtua?
4. Saya harus bagaimana bersikap dan menjelaskan terhadap keluarga pcr saya jika saya tetap bersih keras ingin menikah dengannya tanpa restu orgtua.
Saya yang sudah 3 tahun pcrn meskipun usia saya masih muda, tapi saya sudah benar benar siap menikah, saya tdk ingin berbuat dosa. karna saya setiap hari main, orgtua saya kdg gatau saya main sama siapa dimana ygorg tua saya tau mungkin saya baik, mungkin saya tdk pernah melakukan apa apa, tapi namanya pacaran saya tidak mau kelewatan batas. makanya saya bertekat bulat untuk menikah.
Saya mohon maaf jika kepanjangan ceritanya, Saya berharap sekali pesan saya dibalas. Terimakasih banyak
JAWABAN
‘
1. Lihat jawaban no. 2.
2. Boleh. Kalau bapak tidak mau menjadi wali pernikahan, maka bisa nikah dengan wali hakim. Baca detail: Menikah dengan Wali Hakim
3. Tidak termasuk. Justru orang tua anda berdosa kalau membiarkan putrinya pacaran terus tapi dilarang nikah. Ketaatan anda pada Allah harus didahulukan daripada ketaatan pada orang tua. Baca detail: Batasan Taat Dan Durhaka Pada Orang Tua
4. Terangkan apa adanya. Atau, bisa juga anda berdua menikah siri lebih dulu. Kelak ketika orang tua anda setuju baru menikah secara resmi. Nikah siri yang dimaksud di sini artinya bisa saja: a) menikah tanpa surat resmi KUA; atau b) menikah resmi di KUA tapi tanpa resepsi pernikahan. Baca detail: Pernikahan Islam
MENIKAH DENGAN PRIA MUALAF: IBUNYA TAK SETUJU DIA MASUK ISLAM
Assalamualikum wr wb.
Selamt pagi pak, saya mau curhat dan meminta solusi. Saya seoranganita muslim dan menikah dengan laki seorang mualaf. Sekarang saya sudah dikarunia seorang anak laki2. Suami saya adalah anak satu2nya dari mertua saya yg saat ini beragama katholik. Dan saya baru mengetahu ternyata ibu mertua saya tidak pernah merelakan suami saya untuk menjadi seorang muslim.
Apa yg harus suami saya dan saya lakukan pak ustadz. Apakah suami saya harus mengikuti apa kata ibunya. Karna setahu saya yg berhak atas anak laki2 itu yaitu ibunya. Lalu saya harus bagai mana pak ustadz saya sangat bingung untuk saat ini.
Terima kasih wassalamualikum wr wb.
JAWABAN
Yang harus dilakukan suami adalah tetap dengan keislamannya. Adapun ketidaksetujuan ibunya atas keislaman suami itu tidak perlu ditanggapi. Karena, dalam syariat Islam, taat pada orang tua itu wajib kecuali dalam masalah yang terkait keimanan maka tidak boleh anak taat pada orangtuanya yang non-muslim. Sekali kali, seorang muslim tetap harus berbakti dan menaati orangtuanya kecuali apabila disuruh berbuat dosa maka perintah orang tua harus ditolak. Termasuk di dalamnya apabila disuruh murtad dan kembali ke agama asal. Baca detail: Hukum Taat dan Berbakti pada Orang Tua
Apabila suami lebih berat pada ibunya, dalam arti ia kembali ke agama Katolik, maka status pernikahan anda berdua secara otomatis batal. Baca detail: Suami Murtad