Sulit Dapat Pekerjaan, Apa Karena Sumpah Ibu?
SULIT DAPAT PEKERJAAN, APA KARENA KUTUKAN / SUMPAH IBU?
Assalamulaikum
Perkenalkan saya anak kedua dari 4 saudara. Kakak saya perempuan saat ini telah menikah dan bekerja sebagai PNS. Adik no 3 saya perempuan tahun 2010 lalu pernah pergi dari rumah dan putus sekolah karena ribut dengan kakak dan ibu saya perihal motor. Tahun 2012 adik perempuan saya pulang dan melanjutkan sekolah dan kuliah namun 2tahun kuliah dia hamil dan saat ini telah memiliki anak tanpa menikah karena ibu saya tidak setuju dengan laki-laki tsb menurut ibu saya laki-laki tersebut tua, tidak berpendidikan, tidak mempunyai pekerjaan tetap dan tidak memiliki masa depan. Adik terakhir saya laki2 baru lulus kuliah.
Saya sendiri setelah lulus sekolah dasar masuk ke sekolah asrama di jawa hingga tamat Madrasah Aliyah dan melanjutkan kuliah di salah satu universitas negeri di yogyakarta. Dari saya masuk sekolah asrama hingga tamat madrasah aliyah hanya sekali ibu saya menjenguk saya. Selama 6 tahun sekolah di asrama ibu saya jarang menelp sekali pun menelp saya selalu marah. Selalu mengatakan bahwa saya anak kesayangan bapak saya. Tiap bulan saya selalu terima uang. Saya tidak pernah hidup susah. Jika saya bilang saya sakit ibu saya hanya menjawab itu sudah pilihan saya jalani kan enak tiap bulan dikirimi uang. Dan selama 6 tahun ibu saya tidak pernah membelikan saya pakaian karena ibu saya beranggapan saya sudah dikirimkan uang oleh bapak. Bahkan pernah sewaktu kelas 2 Madrasah Aliyah, saya menjuarai lomba ditingkat provinsi ibu saya malah memarahi saya dengan mengatakan semua itu tidak berguna. Tidak bisa menggantikan uang yang tiap bulan bapak kirimkan tiap bulannya ke saya.
Bahkan saat saya lulus dan diterima di universitas negeri di yogyakarta ibu saya mengatakan ibu tidak meridhai. Bapakmu itu sombong. Angkuh. Sok merasa mampu nguliahi anak. Tidak hanya itu ibu saya selalu mengungkit awal keadaan saat menikah dengan bapak saya yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, rumah sewa, hidup miskin, hingga saat ini memiliki rumah dan bapak memiliki pekerjaan tetap semua itu karena telah menikah dengan ibu saya. Karena perjuangan ibu saya. Tidak hanya itu ibu saya kerap mengucapkan kata-kata “murtadlah kamu (saya) percuma kamu sekolah asrama 6 tahun blablablabla”.
Bahkan pernah sewaktu merapi meletus saya pulang ibu saya memarahi saya didepan pintu dan mengusir saya sambil berkata “kenapa kamu g mati saja disana”.
Tahun 2012 saya lulus kuliah dan tahun 2013 saya diterima kerja disalah satu instansi pemerintah di jakarta sebagai pegawai honor. Namun perangai ibu saya tidak pernah berubah selalu mengucapkan kata-kata “berhentilah kamu kerja di jakarta” “uangmu di jakarta itu g berkah” “enakkan kerja kakakmu” namun jika saya memberikan uang, pakaian, perhiasan ibu saya baru memuji dan mendokan yang baik.
Hingga 2015 lalu saya menikah dengan seorang laki-laki bali dan ikut dengan keyakinannya (mungkin ini salah satu doa ibu saya tentang murtad). Setelah saya menikah dan melahirkan ibu saya meminta saya bercerai dari suami saya dan meminta anak saya tinggal bersama kakak saya dan masuk ke kk kakak saya agar bisa masuk ke slip gaji kakak saya. Saya sudah menuruti semua kemauan ibu saya bercerai dengan suami kecuali mengijinkan anak saya tinggal bersama kakak saya. Semenjak itu ibu dan kakak saya mengusir saya dari rumah. Tidak hanya itu ibu saya selalu mengatakan saya anak duharka. Murtad. Setan. Iblis. Dan semua penghuni kebun binatang selalu diucapkan saat ibu saya mengungkit. Tidak hanya itu ibu saya juga mengatakan ke suami saya untuk menceraikan saya karena suami saya tidak pantas untuk saya. Suami saya hanya mau numpang hidup dengan saya dan berbagai penghinaan lainnya.
Tidak hanya sebatas itu dari jaman saya sekolah dasar hingga saat ini ibu saya selalu berucap ingin cerai dari bapak saya. Hingga akhirnya kemarin tahun 2017 bapak saya yang telah pensiun menceraikan ibu saya dengan alasan yang saya tidak tau dan pahami namun ibu saya selalu menyalahkan saya dan mengatakan ke semua saudara bahwa saya yang menyebabkan kehancuran rumah tangganya.
Padahal dari tahun 2016 hingga sekarang saya tidak pernah berhubungan dengan ibu saya dan keluarga saya kecuali budhe saya. Tidak hanya sebatas itu ibu saya juga sering menghubungi teman-teman saya di jakarta dan di yogya untuk memberitahu bahwa ibu bercerai dengan bapak saya karena saya. Saya anak duharka. Murtad. Pernah 2 januari 2017 saya dan anak diantar oleh budhe untuk minta maaf pada orang tua namun ibu saya hanya diam permintaan maaf saya justru mengungkit dan mengulangi semua kejadian dan cerita yang telah lalu mulai awal pernikahan ibu dan bapak. Bapak pengangguran. Bapak jadi pegawai. Hingga saya sekarang semua diungkit dan ditambahi dengan sumpah serapah “murtadlah kamu”, “duharka” dll. Tidak hanya itu ibu saya selalu mengatakan baik didepan bapak saya dan saudara bahwa anak yang diasuh ibu saya jadi orang semua (kakak saya dan adik saya yg laki-laki) sementara anak yang diasuh bapak saya(saya dan adik perempuan saya) GATOT (gagal total). Anak ibu saya hanya kakak saya yang PNS dan adik laki-laki saya. Sementara saya dan adik perempuan saya anak bapak.
Saat ini keadaan saya telah berhenti bekerja di jakarta. Dan numpang tinggal dirumah budhe. Sementara suami tidak mau menceraikan namun tidak mau menjemput bahkan kerap kali di media sosial mengumbar kata-kata mesra bersama seorang teman wanitanya seorang janda di bali. Sementara ibu saya selalu mengatakan ke semua orang termasuk saudara tidak kenal saya. Tidak mempunyai anak bernama saya. Perceraiannya bersama bapak disebabkan saya. Saya anak duharka. Murtad. Dll.
Setahun ini saya mencari pekerjaan karena bagaimana pun saya tetap harus menghidupi anak. Namun semua lowongan yang saya masukin selalu menolak saya. Serasa sulit sekali saya mencari pekerjaan. Sementara uang tabungan saya sudah habis.
1. Saya ingin bertanya apakah ini semua karena sumpah serapah ibu saya?
2. Apa yang harus saya lakukan supaya pintu rejeki saya dibukakan dan dipermudah mendapatkan pekerjaan?
3. Apa yang harus saya lakukan supaya permasalahan hidup saya segera teratasi?
Terimakasih
Wassalamualaikum
JAWABAN
Pertama, Karena anda berkonsultasi pada kami, maka kami berasumsi anda telah masuk Islam kembali. Apabila betul demikian, maka harap dipastikan bahwa anda telah masuk Islam dengan cara yang tepat dan benar. Baca detail: Cara Masuk Islam bagi Kafir dan Murtad
Kedua, terkait pernikahan. Karena anda menikah dengan non-muslim, maka setelah anda sekarang kembali masuk Islam, pernikahan itu otomatis dianggap tidak valid alias batal karena pernikahan dilakukan dengan cara yang tidak diakui oleh Islam. Seandainya pun anda menikah dengan dia dalam keadaan Islam, lalu dia murtad, maka pernikahan itu pun menjadi batal (fasakh) dengan sendirinya. Kecuali kalau dia mau masuk Islam selama masa iddah istri. Baca detail: Status Pernikahan Suami Murtad
Tentang pertanyaan anda berikut jawabannya:
1. Kalau sumpah serapah ibu itu timbul dari perbuatan anak yang tidak benar secara syariah dan menyakiti hatinya, maka doa buruk itu akan dikabulkan Allah. Akan tetapi kalau kutukan itu tanpa sebab, maka tidak akan ada dampaknya. Baca detail: Dampak Sumpah Serapah
2. (a) Bertaubat nasuha pada Allah atas dosa besar anda keluar dari Islam. Ini mungkin teguran keras Allah karena sebagai seorang santri anda rela murtad hanya demi seorang laki-laki. Baca detail: Cara Taubat Nasuha
(b) Coba terus mencari pekerjaan, pada waktu yang sama coba juga membuat usaha sendiri secara kecil-kecilan. Cara mendapat rejeki paling mudah adalah buka usaha sendiri. Dan itu bisa dimulai dari hal yang paling kecil: misalnya buka warung/toko, atau buka layanan laundry (cukup mesin cuci dan seterika biasa), dll. Kalau ada kesempatan tingkatkan keterampilan anda baik yang gratis atau berbayar.
(c) Berdoa pada Yang Maha Pemberi Rejeki (Al-Razzaq). Baca detail: Doa Lancar Rejeki dan Lunas Hutang
3. Berbuat baik dan tetap jalin silaturahmi dengan keluarga dan kerabat. Jalin komunikasi yang baik dengan tetangga dan orang dekat. Evaluasi diri dan refleksi. Rubah yang buruk, tingkatkan yang baik. Pada puncak usaha, pasrahkan diri pada Allah. Baca detail: Cerai dalam Islam