Kirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com

     

Islamiy.com

Situs konsultasi Islam online.

Bolehkah Menentang Orangtua Yang Tidak Mengizinkan Menikah Karena Gengsi?

Bolehkah Menentang Orangtua Yang Tidak Mengizinkan Menikah Karena Gengsi?
Bolehkah Menentang Orangtua Yang Tidak Mengizinkan Menikah Karena Gengsi?
JODOH: BOLEHKAH MENENTANG ORANGTUA YANG TIDAK MENGIZINKAN MENIKAH KARENA GENGSI?

Assalamualaykum wr.wb
Saya adalah wanita pns berusia 25thn. Saya punya pacar seorang taruna akademi pelayaran,kami sudah pacaran 4thn

Singkat cerita,kami dalam berpacaran sering melakukan seks pranikah.. Saya merasa muak,ingin bertaubat dan menyesali apa yang sudah kami lakukan Sikap pacar saya sangat kasar,dia sering berkata saya wanita kotor,psk dll. Mungkin karena dia merasa sudah mendapatkan perawan saya dan menganggap saya tidak akan meninggalkan makanya dia bersikap seenaknya terhadap saya

Sampai pada akhirnya 1 bln ini,saya mengenal laki2 berprofesi sbg TNI,kami ingin menikah,dan TNI itu mendatangi orgtua saya Tapi orangtua saya,malah menghina harga diri TNI itu hanya karena pangkat yang rendah, Padahal secara materi,TNI tersebut diatas saya

Bapak saya,di depan TNI itu menghina jika dia tidak lebih dari pesuruh dan gengsi jika mendapat mantu TNI dengan pangkat rendah.

Saya sangat kecewa dengan sikap Bapak saya. Bapak saya ingin saya dengan pacar saya saja karena dia lulusan akademi dan otomatis gaji lebih tinggi dgn status sosial setara

Saya dan ibu saya beristiharoh kami mendapat mimpi jika TNI itu isyarat baik,
Dan pacar saya mendapat isyarat kurang baik,

Saya dan ibu saya terus membujuk dan bilang hasil istiharoh kami,tapi hati bapak tetap keras tertutup oleh gengsi,dan terus merendahkan pangkat TNI tersebut.

Jika alasan seperti itu, bisakah bapak saya kehilangan hak walinya, syahkah pernikahan saya dengan TNI tanpa restu dari bapak saya?
Bapak ingin saya menikah dengan pacar saya,padahal saya harus menunggu,saya takut dipaksa berzina lagi,dan saya takut tidak ada yang mau menerima saya lagi jika tetap dengan pacar saya…
Sebelumnya. Terimakasih atas jawabannya
Wassalamualaikum.wr.wb

JAWABAN

Ya, bapak anda kehilangan hak walinya. Dia disebut wali adol (membangkang) karena menolak menikahkan putrinya tanpa alasan agama. Dengan demikian, anda boleh dan sah menikah dengan memakai wali hakim. Apalagi ibu anda juga sudah merestui. Baca detail: Wali Hakim dalam Pernikahan

Walaupun anda menentang perintah ayah, tapi dalam konteks ini anda tidak disebut durhaka padanya. Karena, (a) menikah bagi anda adalah wajib (supaya tidak lagi terjadi zina). Baca detail: Pernikahan Islam

(b) maka hak taat Allah lebih diutamakan dari hak taat pada orang tua. Baca detail: Hukum Taat dan Berbakti pada Orang Tua

(c) Selain itu, orang tua wajib merestui keinginan anaknya bukan hanya dalam soal calon pasangan tapi juga soal lain selagi hal itu tidak berlawanan dengan syariah. Baca detail: Batasan Taat dan Durhaka pada Orang Tua

Namun demikian, anda sebagai anak tetaplah harus menjaga respek dan hormat serta memuliakan ayah. tetap menjaga silaturahmi dan menjaga lisan dan perilaku sekiranya tidak menyakiti hati ayah (di luar soal ini tentunya). Baca detail: Menikah Tanpa Restu Ibu Apa Durhaka?

JODOH: PASANGAN INTROVERT VS EKSTROVERT APA BISA COCOK?

Assalamualaikum wr wb ustadz,
Saya mau ingin bertanya..
Ada seseorang rekan kerja yg hendak melamar saya. Saya memang belum lama kenal beliau. mungkin baru sebulan..
Dari segi fisik, beliau bisa dibilang gemuk sekali dan bukan tipe saya. Namun ketika beliau bertanya, saya susah untuk langsung menolak karena beliau orang yg rajin ke masjid dan tidak merokok (saya pikir lelaki macam ini susah dicari) .. Lalu saya suruh beliau untuk menemui orangtua saya. Orangtua saya bilang kalo dia cukup gentle dan orang yg jujur, jadi mereka menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada saya..

Selama jalan proses taaruf ini saya mendapati bahwa beliau:
Sangat jujur, apa adanya, sangat sederhana dan hemat, mapan, cerdas (ini saya lihat dr track record nya yg dia selalu masuk sekolah favorit), sangat sayang kepada ibunya, dan sangat menghormati saya dan tidak menuntut saya banyak hal. Belum pernah pacaran (sama seperti saya) dan sangat jarang mendekati perempuan yg bukan mahrom (saya konfirmasi dr adiknya)

Tapi ada beberapa hal yg saya kurang suka yaitu: orangnya sangat introvert sehingga ilmu sosial nya kurang (ini saya lihat dr interaksi beliau dengan teman kerja, saya lihat dia agak kuper), ketika interaksi dengan saya, dia cenderung caper dan salah tingkah sehingga membuat saya kurang nyaman, dia juga agak panjang angan2 (punya banyak plan tapi belum tau cara menggapainya), dia putus kuliah jadi jelas pendidikan saya lebih tinggi dr beliau. Dan menurut saya dia orangnya kurang dewasa, ya bisa dibilang anak mami juga. Saya jadi merasa lebih dominan dibanding beliau dr segi banyak hal. Dari sifat yg saya kurang suka ini, saya jd ragu apakah dia bisa menjadi imam yg bisa membimbing saya atau tidak. Karena dr pemikiran, saya lebih dewasa. Dan dr segi plan masa depan, saya lebih jelas step2nya, walaupun gaji saya 2x dibawah beliau..

Saya bingung apakah saya harus menerima atau menolak karena di satu sisi, saya yakin kalau dia pria yg baik dan akan selalu menghormati dan menyayangi saya, karena saya tahu dia sangat tulus ke saya. Di satu sisi sifatnya yg saya terangkan diatas membuat saya kurang sreg dan cenderung menjauh kalau ada dia. Tapi kata orang hal tsb biasa terjadi karena jatuh cinta.

Saya sudah mencoba istikhoroh tp belum mandi menemukan petunjuk..

Mohon sarannya ustadz.. Saya harus bagaimana? Terima kasih..

Wassalamualaikum wr wb

JAWABAN

Kalau anda dan orang tua yakin dia sosok pria yang baik dan jujur, maka itu poin awal yang bagus untuk jadi calon suami. Kedua, secara kehidupan dia boleh dianggap sudah mapan. Ini menjadi nilai plus bagi orang tua anda dan anda sendiri. Dari kedua poin ini, maka dia bisa menjadi imam yang baik bagi istri.

Adapun karakter lain yang anda anggap sebagai kekurangannya, sebagian justru menjadi nilai plus dalam rumah tangga. Seperti sikap introvert. Di satu sisi sikap ini justru baik, terutama apabila istri punya sikap ekstrovert (terbuka). Karena kombinasi dua sikap ini akan membuat kehidupan rumah tangga menjadi relatif stabil, jarang pertengkaran. Kalau kedua suami istri ekstrovert, maka rumah tangga bisa seperti pasar ramainya saat terjadi sedikit konflik. Dua sikap yang berbeda ini membuat suami akan menjadi pendengar yg baik, sedangkan istri akan menjadi pembicara yang memiliki pendengar. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

Namun perlu diingat bagi istri untuk selalu memahami posisinya sebagai makmum dan suami sebagai imam. Walaupun istri lebih banyak ngomongnya, tapi tetap putusan terakhir harus diserahkan pada suami. Itulah fungsi imam. Sebagaimana di perusahaan, terkadang dalam rapat anak buah lebih banyak berbicara dibanding bos, namun di akhir meeting, keputusan ada di tangan bos. Ini harus anda sadari dan harus anda amalkan dalam kehidupan sehari-hari kelak. Baca detail: Hak dan Kewajiban Suami Istri

Juga, walaupun suami jarang bicara, namun ketika dia mengeluarkan kata-kata yang bersifat perintah, maka hendaknya itu dilaksanakan. Yang tak kalah penting, apapun yang dilakukan oleh istri harus atas seijin suami. Ini kaidah dasar hubungan suami istri dalam berumah tangga. Baca detail: Suami Lebih Ditaati dari Orang tua

Kembali ke Atas