Hukum melangkahi kakak perempuan dalam nikah
Hukum melangkahi kakak perempuan dalam nikah
Assalamu alaikum wr.wb
Ustadz, sblmnya saya akan menjelaskan sedikit sblm saya bertanya.
Saya Dika (pr) umur 21th, saya punya adik pr yg akan menikah 3 bulan kedepannya ustadz. Saya sedang melanjutkan pendidikan ustadz dan saya blm siap untuk berumah tangga bersama pasangan saya. Karna kami masih terlalu muda. Kenapa adik saya lebih siap. Karna adik saya calonnya lebih matang dan siap dari keduanya untuk menikah.
Pertanyaannya yg mau saya ajukan yaitu
1. Apa boleh seorang kakak perempuan di langkahi pernikahannya oleh adik perempuannya?
Jika boleh bagaimana syaratnya?
Jika tidak apa yg harus dilakukan saya untuk menjelaskannya?
2. Orang tua dan saudara terdekat memberi nasihat bahwa saya tidak boleh dilangkahi pernikahannya oleh adik saya. Dan jika ingin dilangkahi maka saya harus melakukan nikah siri ustadz apakah dibolehkan ustadz seperti itu?
Sekian terima kasih, Wassalamu Alaikum wr.wb
JAWABAN
1. Boleh. Tidak ada larangan dalam Islam baik dalam Quran, hadits maupun pandangan ulama yang melarang hal tersebut. Yang ada adalah larangan secara adat. Itupun adat tertentu seperti Jawa.
2. Kalau mau nikah siri boleh saja. Yang dimaksud nikah siri adalah menikah sah secara agama tanpa tercatat secara negara (di KUA). Baca detail: Pernikahan Islam
JODOH: TIDAK DIRESTUI SAMPAI BERZINA
Assalamualaikum pak ustad, saya seorang mahasiswi di salah satu universitas swasta di gorontalo, saya berumur 22thn dan semester akhir kedua orang tua saya sudah bercerai sejak saya masih 4tahun ayah saya sudah menikah dan berumah tangga begitu pula ibu saya,
dan singkat cerita ayah saya tidak lagi mau berkomunikasi dengan saya karena istrinya tidak mengizinkan, dan sekarang yang membiyayai sebagian adalah ibu saya sekarang saya sudah semester akhir kebutuhan saya sangat banyak saya sudah hampir setahun pacaran dengan pacar saya dia sudah tahu menahu tentang kebutuhan saya dan allhamdulilah dia mau membantu tetapi kami malah terlanjur berbuat zinah dan pacar saya sudah berniat ingin menikahi saya dengan alasan agar kami tidak lagi berbuat dosa, dan ia mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah di perbuat,ia juga ingin menjaga saya menuntun agar lebih dekat dengan allah nantinya tetapi persyaratan ibu saya belum bisa ia penuhi , dan ibu saya pun belum merestui dengan alasan “harus selesaikan kuliah dan kerja”,”apa nanti kata orang kamu menikahi pria yang tidak punya pekerjaan tetap (hanya pedagang)”,”ibu tidak akan menganggap kamu anak lagi jika nanti kamu tiba-tiba terdengar hal sudah berzinah atau telah hamil ataupun menikah diam-diam”.
Pertanyaan saya :
(a). Apakah salah bagi saya untuk nikah diam-diam (nikah siri) hanya untuk menyelamatkan ibu saya dan saya dari dosa dan perzinahan ?
(b).Apakah wajib ibu saya mengetahui saya sudah berzinah agar dapat restu ? Dan malah terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti ia menyumpahi,atau tidak lagi menganggap saya anak .
(c).Apakah dosa jika saya nikah diam-diam dan tetap melanjutkan kuliah ,nanti jika sudah wisudah dan sudah terkumpul uang kami lalu kami mengakuinya sekaligus suami saya melamar untuk pernikahan secara hukum negara di KUA ?
(d).apakah saya lebih berdosa jika saya mengakui sudah berzinah lalu di sumpahi dan tidak di akui lagi ?
(e).Apakah ibu saya juga menanggung dosa saya karena tidak merestui saya menikah atau akibat perbuatan saya yang sudah berzinah ?
JAWABAN
a) Boleh menikah secara diam-diam bahkan wajib bagi anda menikah agar terhindar dari perbuatan zina lagi. Jangan lupa, yang dimaksud nikah siri adalah nikah yang sah menurut agama tapi belum sah menurut negara (belum lapor dan belum tercatat di KUA). Itu artinya, nikahnya harus ada wali atau wali hakim, ada dua saksi dan ada ijab kabul. Baca detail: Pernikahan Islam
b) Sebaiknya tidak memberitahu.
c) Tidak berdosa. Baca detail: Batasan Taat Dan Durhaka Pada Orang Tua
Justru sebaiknya anda segera menikah secara agama untuk menghindari zina yang merupakan dosa besar. Baca detail: Dosa Besar dalam Islam
d) Aib harus ditutupi. jangan dibuka dan disebarkan pada siapapun termasuk pada orang tua. Kecuali kepada ulama sebagai tempat bertanya. Baca detail: Menyimpan Aib
e) Tidak. Anda menanggung dosa yang anda lakukan sendiri (lihat QS An Najm 53:39)
SUAMI ISTRI SAMA-SAMA KERAS KEPALA
assalamualaikum ustad saya mau konsultasi tentang perlikau istri saya yang keras kepala,,
jadi begini ustad saya menikah di usia muda,saya orangnya keras dia pun keras di saat usia pernikahan 3 tahun saya sering kasar dengan istri tp setelah mertua saya sudah meninggal saya sudah tidak pernah kasar lagi kepada istri saya,saya jg merasa bersalah pernah kasar dengan istri saya,,
kami pernah cekcok sampai hubungan saya dengan istri saya hampir pisah,, tp saya selalu menolak karena saya sayang sama istri dan anak anak saya..
tp setiap bertengkar istri selalu mengucapkan cerai dan selalu berkata “gua nyesel nikah sama lo ,ngebahagian ga pernah nyakitin trs lo bisanya” padahal ustad saya sudah ga mau lagi berantem berantem lagi apalagi kayak dulu sampai saya main tangan,saya selalu ngalah pak ustad ,tp istri saya malah makin menjadi jadi ,dia selalu marah marah didepan umum bahkan pernah menunjuk nunjuk saya didepan tetangga rumah,,awalnya saya malu dan sabar,,tp semakin hari semakin jadi tad.
hari ini tanggal 27 niat kami mencari makan ,,hanya hal sepele dia marah marah ke saya bahkan teriak teriak di motor ,dia jg mau lompat dari motor .. saya bingung tad saya sayang sama dia tp saya jenga dengan perilaku istri saya,,saya sempat berfikir mungkin sebagian kekurangan nya itu kelebihan buat rumah tangga sy,tp saya perhatiin sejak ibunya meninggal dia sudah jarang ngurus rumah sudah jarang ngurus anak dan tidak pernah merawat suami,boro boro tad suami plg kerja disiapin air putih,atau ditanya gimana hari ini yah,,dia selalu cuek dengan saya dan anak saya rumah selalu berantakan,,cucian numpuk,bahkan cucian piring pun sampai berjamur tidak dicuci cuci,
akhirnya saya punya inisiatif sendiri dan saya berikir,mungkin istri sedang kecapean ngurus anak,akhirnya sesekali saya yang bebenah rumah sehabis plg kerja tp lama lama saya trs yg ngebebenah rumah,bahkan semua baju anak dan istri saya,saya yang nyuci
saya menasehati istri saya tp selalu cecok…
saya pernah kesel dengan istri saya sampai saya pernah sumpahin dia tp saya langsung istighfar.
menurut ustad saya mesti gimana ya tad,saya punya anak dan istri tp berasa tidak ada istri karena tidak perhatian atau pun mengurus suami
JAWABAN
Sayang tidak anda jelaskan mengapa istri bersikap demikian. Apakah ada faktor orang ketiga? Dia selingkuh dengan seseorang? Kalau itu yang terjadi, maka Rasulullah memberi pilihan pada si suami untuk bercerai atau bertahan tapi harus sabar. Baca detail: Menyikapi Pasangan Selingkuh
Kalau tidak ada sebab pihak ketiga, maka tentu ada sebab lain yang membuatnya berubah. Dan itulah yang harus anda selidiki, mengapa dia berubah sikap tidak seperti dulu. Apakah faktor psikologis atau faktor lain.
Setelah jelas ketahuan sebab perubahan sikapnya, maka anda barus bisa menentukan sikap selanjutnya: apakah akan tetap bertahan demi anak atau akan bercerai saja. Semua keputusan akan memiliki dampak plus minus. Pilihlah pilihan yang dampak negatifnya paling sedikit bagi anda pribadi maupun anak. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga